PURBALINGGA INFO – Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen penuh dalam mendukung program swasembada pangan yang menjadi prioritas nasional. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, dalam Rapat Koordinasi Program Swasembada Pangan yang digelar di Pendopo Dipokusumo, Selasa (25/2/25),
“Arahan langsung dari Bapak Presiden Prabowo Subianto sangat jelas, beliau ingin memperkuat sektor pertanian. Saya meyakini sektor pertanian ini adalah sektor utama yang menunjang program unggulan beliau, yakni makan bergizi gratis. Nantinya, ini dapat bersinergi dengan para petani dan pengusaha lokal, sehingga bahan baku yang digunakan berasal dari hasil pertanian dan perkebunan lokal Purbalingga,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa keterlibatan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, dalam sektor pertanian menunjukkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan hasil pertanian. “Saya sempat berbincang dengan Pak Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian sekaligus Komisaris Bulog, dan beliau memastikan bahwa Bulog siap dengan anggaran untuk memborong hasil pertanian dari Purbalingga,” tambahnya.
Dari sisi produksi, Kabupaten Purbalingga mencatat surplus beras pada tahun 2024 dengan total produksi gabah kering giling sebesar 137.203 ton atau setara 78.899 ton beras. Dengan kebutuhan konsumsi 69.223 ton, surplus yang tercatat mencapai 9.679 ton. Meski demikian, tantangan besar masih dihadapi, terutama dalam meningkatkan indeks pertanaman padi dari 1,8 menjadi 2,2 kali dalam setahun.
“Luas sawah kita saat ini hanya 17.605 hektare, sedangkan target luas tanam padi tahun 2025 mencapai 38.987 hektare. Artinya, kita harus mengupayakan peningkatan indeks pertanaman,” jelas Dimas.
Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Revon Haprindiat, menambahkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung peningkatan indeks pertanaman.
“Di pertengahan tahun 2024, kita mendapat berbagai bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi, termasuk 56 unit pompa irigasi dan 26 unit irigasi perpipaan. Kami melakukan irigasi perpompaan di Kecamatan Kemangkon yang sebelumnya hanya bisa panen sekali setahun. Dengan sistem ini, sawah di sana kini bisa teraliri air sepanjang tahun,” jelas Revon.
Ia juga mengungkapkan bahwa penggunaan daya listrik untuk irigasi perpompaan terbukti lebih efisien dibandingkan solar, dengan penghematan hingga 50 persen. Selain infrastruktur irigasi, Dinas Pertanian juga menyalurkan berbagai alat dan sarana pertanian, seperti 17 unit traktor, 373 unit pompa air, 175 alat semprot, serta benih dan pupuk dalam jumlah besar.
“Insyaallah, tahun ini kita bisa mencapai swasembada pangan. Jika tahun lalu kita surplus, kenapa tahun ini tidak?” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Pimpinan Cabang Bulog Banyumas, Muhammad Haekal, menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram.
“Perum Bulog ditugaskan menyerap gabah dan beras dari petani dengan target pengadaan sebesar 3 juta ton setara beras secara nasional pada tahun 2025,” jelas Haekal.
Di wilayah Banyumas, Bulog ditargetkan menyerap 86.000 ton setara beras, sedangkan di Purbalingga ditargetkan menyerap 10.950 ton. “Kami siap menjalankan tugas ini agar cadangan pangan pemerintah tetap terjaga dan harga di pasaran tetap stabil,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Polres Purbalingga dan Kodim 0702/Purbalingga menyatakan kesiapan mereka dalam mendukung program swasembada pangan. Dengan sinergi antara pemerintah, petani, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya, Purbalingga optimistis dapat berkontribusi maksimal dalam pencapaian swasembada pangan nasional. (dhs/Kominfo)