PURBALINGGA INFO, Kabupaten Purbalingga menargetkan bebas Tuberkulosis (TB) tahun 2028, target ini sesuai dengan target Jawa Tengah pada tahun 2028. Dari jumlah target orang terduga TB sebanyak 10.203 di tahun 2021 setelah dilakukan screening sebanyak 4.339 pasien didapati sebanyak 1.043 orang terkena TB.

Hal itu disampaikan oleh Koordinator Jabatan Fungsioal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (JF P2PM) Dinkes Purbalingga Aji Sumbodo saat dihubungi melalui telepon WA, Rabu (23/3/2022). Sumbodo mengatakan Dinkes Purbalingga telah melakukan langkah-langkah untuk menyukseskan zero TB di tahun 2028 antara lain dengan mengkampanyekan Gempur TOSS TB (Gerakan Membara Purbalingga Temukan Obati Sampai Sembuh Penderita TB)

“ Kegiatan itu melibatkan 44 desa di setiap Puskesmas se-Purbalingga. Kemudian juga melakukan siaran sosialisasi di radio dan pembuatan spanduk di masing-masing pelayanan kesehatan, serta melakukan rapat lintas sektoral dalam rangka penanganan TB,” kata Sumbodo.

Terpisah dr. Adrian Budi Kusuma spesialis anak dari RSUD R Goeteng Tarunadibrata mengatakan dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia pada 24 Maret besok, diharapkan Purbalingga bisa zero kasus TB khususnya untuk anak-anak di tahun 2030 sebagimana target nasional. Langkahnya dengan melakukan pengobatan sedini mungkin dan minum obat secara teratur.

“ Untuk TBC ringan pengobatan selama dan untuk TB ekstra paru berat (TB otak, TB tulang) selama 12 bulan,” ujarnya saat acara dialog di Radio Gema Soedirman, Rabu (23/2/2022).

Selain pengobatan, untuk pencegahan harus dilakukan vaksin BCG untuk mencegah sakit TB, terutama TB yang berat. Segera bawa anak ke dokter, jika anak yang kontak erat dengan pasien TB paru dewasa, harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya sakit TB. Jika sakit TB segera diberikan obat TB, jika tidak sakit TB, perlu diberi obat pencegahan.

 “ TB bukan penyakit turunan namun bisa menular. TB ditularkan salah satunya melalui percikan air ludah. Virus bisa masuk ke pernapasan kita dan ke paru-paru, yang akhirnya menyebabkan infeksi dalam tubuh kita, yang di sini kalo kita tidak kuat maka bisa langsung TB,” ujarnya.

Gejala TB pada anak, menurut dr. Adrian batuk berdahak lebih dari 2 minggu, berat badan tidak mau naik, lemas tidak bertenaga, nafsu makan tidak ada. Jika ada tanda-tanda tersebut segara dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan rontgen dan pemeriksaan lainnya.  “ Jika anak sudah sembuh diharapkan orang tua untuk menjauhkan kemungkinan kontak dengan TB Dewasa dikarenakan bisa kumat lagi,” ujarnya

dr. Ardian menegaskan TB harus segera diobati karena jika dibiarkan akan sangat berbahaya karena jika daya tahan tubuh sudah menurun. “ TB bisa ke ginjalnya, pasian akan mengalami kejang-kejang dan mengakibatkan ke ektra paru dan bisa berakibat meninggal dunia,” pungkasnya.