PURBALINGGA, DINKOMINFO – Pemerintah Provinsi jawa Tengah bersama Pemkab/Pemkot akan melakukan akselerasi terhadap proyek-proyek besar di jawa Tengah. Termasuk diantaranya adalah realisasi pengembangan Pangkalan Udara Jenderal Besar Soedirman menjadi Bandar Udara Komersial. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Purbalingga, Selasa (11/4).
“Ini (pembangunan bandara-red) yang coba kita upayakan terus menerus karena perjuangannya sangat panjang sekali. Targetnya masa jabatan Presiden sampai 2019 nanti, proyek-proyek besar ini mesti selesai,” kata Gubernur Ganjar Pranowo saat meresmikan Pasar Rakyat Bobotsari.
Menurut Gubernur, bila bandara sudah terwujud maka Purbalingga akan menjadi titik terpenting dalam pertumbuhan ekonomi se-eks karesidenan Banyumas. Ganjar melanjutkan, Purwokerto nantinya akan menginduk transportasinya ke Purbalingga, kemudian Banjarnegara dan Wonosobo semua pariwisatanya akan masuk termasuk Kebumen dan Pemalang juga akan masuk ke Purbalingga.
“Rupa-rupanya kita masih harus bersabar. Tetapi insyaallah kemarin saya sudah sampaikan kembali kepada Pak Presiden, yang di Purbalingga ini jangan sampai ketinggalan. Harus kita cantolkan, biar ikut dalam lokomotif percepatan pembangunan,” katanya.
Saat ini, kata Gubernur, dirinya mengaku bangga karena percepatan pergerakan pembangunan di kabupaten Purbalingga sudah mulai membuahkan hasil dan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat tinggi. Dan itulah yang bisa dipersembahkan kepada rakyat bagaimana kemudian pemerintah meladeni rakyat dengan baik. “Termasuk diantaranya perempuan-perempuan hebat yang berdagang di pasar juga harus mendapat perhatian,” pesannya.
Menurut Ganjar, perbankan yang beroperasi di pasar belum seluruhnya bisa mempermudah akses kredit kepada para pedagang. Sehingga pedagang seringkali karena sudah kepepet tidak bisa cari modal, akhirnya yang paling gampang adalah ke bank Titil (rentenir-red). “Bank Jateng ada program yang bisa membantu usaha kecil agar mereka bisa mengakses modal dengan gampang. Yang terbaru adalah kredit mini dengan plafon Rp 1 juta dan bunga hanya 3 persen setahun. Kita harapkan mereka yang butuh lebih cepat bisa berjalan,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Tasdi pembangunan Pasar rakyat Bobotsari yang sudah dimulai pada 2013, kemudian dilanjutkan 2015 dan 2016 menelan biaya Rp 51,6 miliar. Dimana yang terbesar berasal dari bantuan Gubernur Jawa Tengah mencapai Rp 27 miliar, dari kabupaten Purbalingga Rp 17 miliar dan sisanya dari APBN kurang lebih Rp 12 miliar.
“Pemindahan pedagang sudah dimulai sejak 15 Maret dari selter lama di eks terminal ke pasar yang baru. Sekarang jumlah pedagang yang masuk tercatat 1.088 pedagang. Termasuk pedagang kaki lima yang semula berdagang di depan toko, semua sudah pindah ke pasar yang baru,” katanya.
Setelah selesainya pembangunan pasar rakyat Bobotsari, di kabupaten Purbalingga masih banyak pasar rakyat yang harus direnovasi. “Saya mohon Pak Gubernur untuk tidak bosan-bosannya membantu pengembangan pembangunan pasar rakyat di kabupaten Purbalingga. Termasuk di Bukateja, Kutawis, Kutasari, Karanganyar dan lainnya,” katanya.
Usai meresmikan Pasar rakyat Bobotsari, Gubernur Ganjar Pranowo berkesempatan berdialog dengan pelaku UMKM dalam acara Ngopi Bareng Ganjar di Desa Galuh Kecamatan Bojongsari. (Hr/tfq)