PURBALINGGA, INFO – Rudias Kresna dan Intan Kusuma Dewi, terpilih sebagai juara I Kakang dan Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2017. Meski diiringi hujan gerimis, malam grand final pemilihan Duta Wisata Purbalingga yang berlangsung di Obyek Wisata Air Bojongsari (Owabong), Sabtu (24/9) malam berlangsung meriah. Panggung yang berada di dekat kolam terkesan unik dan menarik ketika bermandikan cahaya lampu.
Sementara untuk juara II dan III Kakang masing-masing diraih Anif Muchlasin dan Dava Wardana. Sedang juara II dan III Mbekayu masing-masing diraih Mutiara Prisfa Kinanti dan Andra Tiara Syafira.
Panitia yang dimotori Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga juga menetapkan juara harapan I hingga III. Untuk Kakang juara Harapan I – III masing-masing diraih Iman Galang Kamukten, Fadhil Jamaluddin Nur Rozaq dan Mahardi Kharisma. Sedang Juara Harapan I – III Mbekayu masing-masing diraih Falen Hadi Putri, Ana Mariana Ulfah, dan Maria Agraini Rachmawati.
Para juara selain mendapatkan tropi dan piagam juga mendapatkan uang pembinaan. Bahkan, Bupati Purbalingga Tasdi, SH, MM yang membuka dan sekaligus menyematkan selendang bagi para juara juga menjanjikan uang tunai Rp 10 juta serta sepeda motor jika Kakang atau Mbekayu Purbalingga bisa mewakili Provinsi Jateng ke kancah nasional tahun ini.
Dibagian lain, Bupati Tasdi mengatakan, Pemkab Purbalingga terus mendorong pembangunan sektor pariwisata. Bahkan, Tasdi berobsesi kunjungan wisatawan ke Purbalingga paling tidak bisa menempati posisi urutan kedua setelah Kabupaten Magelang. “Kunjungan wisatawan ke Purbalingga pada tahun 2016 lalu mencapai 1,5 juta lebih wisatawan. Kami mentargetkan paling tidak bisa menempati posisi kedua setelah Kabupaten Magelang yang memiliki destinasi wisata Candi Borobudur,” kata Tasdi.
Tasdi mengatakan, sektor pariwisata diyakini mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat. Oleh karenanya, Pemkab terus mengembangkan destinasi wisata yang menarik termasuk desa-desa wisata. Destinasi wisata yang akan dikembangkan yakni Goa Lawa, nantinya dibuat menjadi destinasi wisata nasional bahkan di Asia. Selain itu, dukungan infrastruktur juga terus dilakukan pada lokasi menuju daya tarik wisata. Seperti halnya di Desa Serang Karangreja yang dikenal dengan agrowisata, kini jalan sudah dilebarkan antara 7 hingga 9 meter. Pemkab juga berencana melebarkan jalan lagi menuju obyek wisata yang akan digarap oleh investor Korea di Desa Serang, Karangreja.
“Pemkab Purbalingga berkomitmen terus mengembangkan daya tarik dan wahana wisata di Purbalingga. Hal ini sejalan pula dengan dukungan pembangunan bandara Jenderal besar Soedirman. Diharapkan, dengan keberadaan bandara itu, semakin banyak wisatawan yang akan datang ke Purbalingga,” katanya.
Sementara kepada para kakang- mbekayu, Bupati Tasdi berpesan agar ikut mempromosikan pariwisata Purbalingga. Kakang-mbekayu tidak hanya cantik atau ganteng saja, tetapi harus memiliki kecerdasan dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Dinporapar Purbalingga Drs Imam Hadi, M.Si mengatakan, ajang pemilihan Kakang Mbekayu Duta Wisata tahun 2017 ini dikemas dengan nuansa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lokasi malam grand final sengaja dipilih di Owabong dengan nuansa kolam yang menjadi pemandangan disertai kilauan lampu didepan para tamu. Sebanyak 20 pasang finalis mengikuti serangkaian kegiatan seperti mengunjungi daya tarik wisata, test kepribadian, presentasi dan karantina. “Untuk juara I Kakang Mbekayu selanjutnya akan mengikuti seleksi tingkat Jateng yang akan berlangsung minggu ke empat bulan Oktober 2017 ini,” kata Imam Hadi.
Kabid Pariwisata pada Dinporapar Purbalingga Drs Mulyanto menambahkan, pendaftar peserta kakang –mbekayu tahun 2017 ini mengalami penurunan. Jika pada tahun 2016 lalu pendaftar sekitar 123 orang, tahun ini hanya 77 orang. “Dari sisi penyelenggaraan boleh dibilang sukses, namun kalau dari kualitas sepertinya mengalami penurunan terutama kemampuan peserta dalam berbahasa Inggris. Hal ini terlihat, dari enam pasang finalis yang mendapat soal undian berbahasa Inggris, malah dijawab dengan bahasa Indonesia. Jawaban dengan bahasa Indonesia itupun kurang mengenai sasaran. Padahal, di kancah pemilihan duta wisata tingkat provinsi nanti, kemampuan Bahasa Inggris aktif sangat diperlukan,” tambah Mulyanto. (PI-1/PI-6)