Akhir tahun 2014 pemerintah telah menargetkan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia hingga 20 juta dalam kurun lima tahun. Untuk mencapai target tersebut, Presiden Jokowi telah menetapkan tahun 2016 sebagai tahun percepatan akselerasi sektor pariwisata.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan even Sail (pelayaran) Selat Karimata pada tahun 2016. Acara tersebut akan dilaksanakan secara berurutan di Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bangka Belitong, Kalimantan Barat serta Kabupaten Kayong Utara. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung dari tanggal 17 Agustus-15 Oktober 2016. Sail Karimata merupakan gabungan dari kegiatan pelayaran, riset, seminar kemaritiman, pelayanan kesehatan, bakti sosial, festival seni dan budaya, festival kuliner serta kompetisi bahari.
Hampir sama dengan kegiatan sail sebelumnya, tahun ini rangkaian kegiatan sail dimulai dengan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-7. Kali ini upacara dilaksanakan di pulau Enggano, salah satu pulau terluar di Provinsi Bengkulu. Selain itu, agar wisatawan mancanegara mau berkunjung ke provinsi dan kabupaten penyelenggara sail tersebut, pemerintah mengundang komunitas pengguna kapal pesiar/yachter dari luar negeri. Menurut catatan humas Pemkab Kayong Utara, kurang lebih sudah ada 30 yachter dari 14 negara yang mendaftar untuk mengikuti rangkaian kegiatan Sail Karimata.
Kemenko Kemaritiman sebagai koordinator kegiatan sail menekankan pentingnya even pariwisata tahunan itu untuk menjadi penggerak roda perekonomian di kawasan Indonesia bagian barat. “Kami tidak ingin sekali even ini selesai terus tidak ada apa-apa setelahnya, harus ada impact (dampak) yang dirasakan rakyat,” kata Deputi IV Kemenko Kemaritiman usai acara peluncuran Sail Karimata awal Juni lalu.
Agar gelaran Sail Karimata dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kayong Utara, pemerintah pusat secara intensif melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah terkait. Hal ini diperlukan agar kebutuhan daerah benar-benar dapat diinventarisasi.
Ada beberapa rencana pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan menjelang kegiatan sail ke-8 ini di Kabupaten Kayong Utara maupun Bangka Belitung. Pembangunan tersebut antara lain pembangunan dan pelebaran jalan, pembangunan drainase dan gorong-gorong, pemugaran dan penataan obyek wisata sejarah & purbakala, pembuatan trotoar, serta pemecah ombak di Pantai Pasir Padi.
Kegiatan ini melibatkan beberapa kementerian dan lembaga pemerintah diantaranya Kemenko Kemaritiman, Kemenko PMK, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dekin (Dewan Kelautan Indonesia), Kemensos, Kementerian BUMN, Kemendes, Kemenristekdikti, KemenPUPR, Setkab, TNI AL, Pemprov Jambi, Kepri, Bangka Belitung dan Pemkab Kayong Utara.
Kegiatan sail yang melibatkan lintas kementeria dan lembaga pemerintahan tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Diantaranya adalah Sail Bunaken, Sail Banda, Sail Belitong, Sail Morotai, Sail Komodo, dan Sail Raja Ampat. Pemerintah mendesain kegiatan sai-sail tersebut untuk membantu percepatan pembangunan di lokasi destinasi.
Terpisah, Gubernur Kalbar Cornelis berharap agar kegiatan Sail Selat Karimata 2016 yang diikuti oleh peserta mancanegara tersebut bisa dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk dapat mempromosikan semua potensi yang dimiliki. “Yang dapat dipromosikan, mulai dari potensi budaya, flora dan fauna, kekayaan alam, kerajinan tangan dan lain sebagainya, sehingga kegiatan Sail Karimata 2016 nanti dapat membawa efek positif dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke atau peningkatan investasi di Kabupaten Kayong Utara,” ujar Gubernur seperti dikutip dari web kabupaten kayong utara.
Contoh even pariwisata yang memiliki tujuan serupa dengan kegiatan sail adalah kompetisi balap sepeda internasional Tour de Flores yang digelar pada Bulan Mei lalu. Untuk memperlancar akses masyarakat, peserta balap maupun wisatawan, Kementerian PUPR membantu memperbaiki dan membangun jalan sepanjang 661 km. Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo