PURBALINGGA – Petani di Kabupaten Purbalingga, khususnya di Kecamatan Mrebet diajak untuk lebih melek teknologi pertanian dan bijaksana dalam menyikapi perubahan cuaca yang semakin tidak menentu. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga produktivitas pertanian sekaligus mempertahankan ketahanan pangan di tengah tantangan global yang semakin berat.
“Dengan perubahan cuaca yang terjadi saat ini, nyuwun sewu kita tidak bisa lagi mengandalkan pranata mangsa (sistem kalender yang digunakan untuk menentukan musim bercocok tanam, utamanya di masyartakat Jawa, red). Petani harus bisa lebih bijaksana dalam menyikapi kondisi alam yang ada saat ini. Teknologi bukan lagi barang mewah, tapi kebutuhan. Petani kita harus siap memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian, baik melalui penggunaan alat-alat modern, aplikasi digital pertanian, hingga informasi cuaca yang lebih akurat,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Purbalingga Mukodam saat Sambang Tani di Balai Desa Pengalusan, Mrebet, Jumat (11/10/2024).
Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini, seperti hujan deras di luar musim dan kekeringan yang berkepanjangan, menurut Mukodan, telah memberikan dampak besar pada sektor pertanian. Oleh karena itu, ia mendorong para petani untuk lebih bijaksana dalam mengelola lahan dan menyesuaikan pola tanam.
“Kita harus bersiap dengan perubahan iklim yang semakin tidak terprediksi. Penggunaan teknologi seperti sensor cuaca, aplikasi prediksi panen, dan teknik irigasi cerdas bisa membantu petani mengelola lahan secara lebih efisien dan produktif,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, dinas pertanian, dan para petani. Hal ini menurutnya penting dalam rangka mendukung upaya jangka panjang menjaga ketahanan pangan di Purbalingga, khususnya di Mrebet.
“Kami akan terus memberikan pendampingan dan pelatihan terkait teknologi pertanian agar para petani bisa memanfaatkannya dengan maksimal,” ujarnya.
Koordinator BPP Mrebet Budiarti menyampaikan, di Kecamatan Mrebet luasan lahan pertanian ada sebesar 1.412 hektare (ha). Gula kelapa, lanjut Budiarti, menjadi potensi utama dengan produksi gula kepala sebesar 40 ton/hari atau setara 1.200 ton/bulan.
Untuk diketahui, kegiatan Sambang Tani menjadi ajang bagi para kadang tani se-Kabupaten Purbalingga untuk menyampaikan aspirasi dan permasalahannya kepada pemerintah daerah. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 18 kecamatan dan Sambang Tani di Desa Pengalusan menjadi penutup rangkaian Sambang Tani tahun 2024.(tha/prokompim)