PURBALINGGA, INFO – “Kebakaran…kebakaran… tolonggggggg…!”
Fauzan Ismail Sidik (14), siswa Klas 8D SMPN 3 Purbalingga itu pun lari tergopoh-gopoh. Ia segera berlari menuju ke sumber api. Yakni ke tempat penggorengan di atas kompor gas yang apinya sudah membubung tinggi.
Ya, Wajan tempat penggorengan itu terbakar.
Karena sudah tahu cara memadamkan api jika kebakaran seperti itu terjadi, maka sebagai langkah awal Fauzan segera mencabut regulator pada tabung gas. Kemudian ia mengambil karung yang dicelupkan ke dalam ember berisi air, untuk diselimutkan di atas wajan penggorengan.
Nyala api pun perlahan mulai berkurang. Agar api sampai mati sempurna, Fauzan kembali mengambil karung lagi yang sudah dibasahi air, untuk diselimutkan lagi ke atas wajan penggorengan, dengan posisi menyilang dari karung pertama. Api pun padam.
Suara tepuk tangan dari ratusan siswa dan guru SMP Negeri 3 Purbalingga, Jumat (18/10/2019) pagi itu pun membahana, karena Fauzan berhasil memadamkan api, sehingga kebakaran besar tidak sampai terjadi.
Itulah simulasi pemadaman api, jika kebakaran yang bersumber dari kompor gas terjadi. Simulasi itu bagian dari Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana SMPN 3 Purbalingga dalam rangka Program Kegiatan Sekolah Bermutu Tahun 2019. Sosialisasi itu mendatangkan petugas dari Seksi Pemadam Kebakaran dan Kedaruratan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purbalingga.
Dalam kesempatan itu, Murbawantik Seno Aji (53) dari Satpol PP Purbalingga, dengan gayanya yang kocak, membawakan materi secara teori maupun praktek di hadapan para siswa , guru dan karyawan SMPN 3 Purbalingga di halaman sekolah setempat.
Jangan panik
Aji, demikian panggilan akrab Murbawantik Seno Aji yang dibantu lima rekannya, meminta tidak perlu panik jika menghadapi kobaran api. Terutama, ketika api keluar dari tabung gas rumah tangga. Kesalahan dalam penanganan dini, dan kepanikan seringkali menyebabkan api membesar hingga kebakaran tidak terhindarkan.
“Seringkali masyarakat panik lebih dulu sehingga tidak tahu apa yang mesti diperbuat. Maka dari itu, kami terus lakukan penyuluhan sebagai wujud pencegahan. Ini perlu diketahui oleh anak-anak maupun bapak ibu guru dan karyawan SMPN 3 Purbalingga, bagaimana cara memadamkan api yang benar jika kebakaran seperti ini terjadi,” ujar Aji.
Dalam kesempatan tersebut, Aji juga memeragakan bagaimana cara memadamkan api akibat kebocoran selang gas. Pertama, cabut regulator dari tabung gas, maka api akan otomatis padam. Kedua, angkat tabung gas menjauhi lokasi memasak ke tempat terbuka. Ketiga, apabila masih terdapat nyala api maka lakukan langkah sebelumnya memadamkan menggunakan handuk atau kain basah.
“Langkah-langkah ini harus dipahami dan dihapal, intinya jangan panik. Dan perlu diketahui, bahwa gas LPG tidak akan meledak walaupun terbakar dekat dari tabung gas,” tutupnya.
Kepala Seksi Pemadam Kebakaran dan Kedaruratan pada Satpol PP Purbalingga, Wuwun Kuswoyo, SH yang hadir pada sosialisasi itu menjelaskan, pihaknya belakangan gencar melakukan sosialisasi mencegah kebakaran ke berbagai kantor, termasuk ke sekolah-sekolah, agar kebakaran dapat dicegah.
“Kebakaran sering terjadi karena human error atau kesalahan manusia, misalnya lalai meninggalkan kompor gas dalam waktu lama saat kompor masih menyala. Ini juga terjadi ketika konsleting listrik. Itu kebanyakan human error karena tumpukan pada stop kontak, sehingga kita harus menghindari stop kontak yang bertumpuk di rumah kita,” pesan Wuwun Kuswoyo.
Wuwun juga menggimbau ke masyarakat, jika ada kebakaran, bias menghubungi pihaknya ke nomor telepon (0281) 891113.
Kepala SMPN 3 Purbalingga , Subarno S.Pd mengucapkan terima kasih atas sosialisasi yang disampaikan Seksi Damkar dan Kedaruratan Satpol PP Purbalingga.
“Tips-tips seperti ini sangat bermanfaat. Anak-anak, guru dan karyawan SMPN 3 Purbalingga, kami harap bisa bertindak cepat, tenang, dan tidak panik jika menghadapi kebakaran, sehingga kasus kebakaran besar tidak sampai terjadi,” ujar Subarno.
Program sosialisasi seperti ini, lanjut Subarno, untuk mendukung Program Kegiatan Sekolah Bermutu SMPN 3 Purbalingga. Dalam hal ini, siswa tidak hanya dibekali kegiatan akademik mapun nonakademik, namun juga berbagai hal praktis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. (PI-7)