PURBALINGGA – Ratusan anak termasuk orang dewasa, tampak ramai berpartisipasi dalam dolanan tradisional di Alun-alun Purbalingga, Ahad (29/7). Mereka tampak asik, antusias sekaligus penasaran untuk mengikuti permainan yang kurang familiar bagi anak generasi sekarang ini.
Kegiatan Dolanan Tradisional ini sengaja diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Kabupaten Purbalingga. Mereka bekerjasama dengan tim Kampung Dolanan Perwira (Sekolah Alam Perwira) dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2018.
Ketua Panitia Even Dolanan Tradisional PD Salimah Kabupaten Purbalingga Sumarsih SPd mengatakan kegiatan ini bertemakan ‘Yuk dolanan ceria bersama kawan, sayangi anak dari kecanduan gadget dengan dolanan tradisional’.
“Maksuda dan tujuan tujuan kegiatan ini adalah untuk memperingati HAN 2018 dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna. Selain itu juga untuk mengenalkan dolanan tradisional kepada anak-anak di zaman melenial ini,” katanya.
Adapun Dolanan Tradisional yang diselenggarakan dalam even ini diantaranya adalah Gobak Sodor, Kelereng, Congklak, Bakyak, Ular Tangga, Sunda Manda, Topi Gaba-gaba dan Egrang. Ia berharap dengan kegiatan ini, akan muncul sikap humanis bagi anak, karena. Kesempatan dolanan ini akan melepaskan anak dari kesibukan bermain gawai yang menutup aktivitas sosial mereka.
“Peserta yang ikut mendaftar sampai tadi malam kurang lebih 200 orang. Tujuan kami ketika melaksanakan ini pesertanya adalah anak-anak, ternyata dari tingkat remaja hingga ibu-ibu minta ndaftar,” katanya.
Sementara itu Plt Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdalduk KB & P3A) Kabupaten Purbalingga Wahyu Ekonanto SH mengucapkan apresiasinya kepada PD Salimah yang telah mencurahkan kepaduliannya kepada anak-anak di Purbalingga.
“Kita mameng harus terguguah kepeduliannya serta atif bergerak untuk mendorong seluruh keluarga dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi dan memberikan ruang bagi anak untuk berkarya dan berekspresi,” katanya.
Terkait dengan anak-anak di zaman milenial ini yang kecanduan gawai, salah satu penyebabnya adalah orang tua yang hanya terlalu fokus dalam memenuhi kebutuhannya hingga melupakan aspek lainnya. Terutama dalam hal pembentukan karakter anak.
“Ibu juga kadang lebih akrab bermain HP dari pada anaknya. Demikian juga dengan anaknya yang asik bermain game atau menjelajah dunia maya daripada bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungannya. Pembiaran ini tentunya akan sangat berbahaya,” katanya.(Gn/Humas)