PURBALINGGA – Semakin hari semakin banyak sekolah yang menyadari pentingnya peningkatan kualitas. USAID Prioritas mengaku kebanjiran mengisi pelatihan dan pendampingan bagi guru, siswa dan civitas akademika lainnya untuk peningkatan mutu.
“Kami sering sekali mendapat undangan dari sekolah untuk menjadi nara sumber dan mendampingi sekolah. Kadang sesuai dengan modul dari USAID PRIORITAS namun kadang juga pengembangan dari modul tersebut,” kata salah satu fasilitator Kabupaten Purbalingga, Soderi, dalam siaran persnya, Rabu (8/7).
Soderi mengatakan setelah mengikuti pelatihan, pihak sekolah berkomitmen mengadopsi dan mengadaptasi materi dari USAID Prioritas. Sebagai contoh SMP Negeri 2 Kutasari yang telah mengadakan in house training untuk persiapan menuju sekolah standar nasional (SSN) tanggal 28, 30-31 Mei dan 1 Juni 2015.
“Pihak sekolah mengundang fasilitator untuk memberikan materi penyusunan indikator pencapaian, analisis standar kompetensi /kompetensi dasar, menyusun skenario pembelajaran, penilaian autentik dan peer teaching. Materi pelatihan diadopsi dari modul-modul USAID PRIORITAS,” lengkapnya. Hal yang sama juga dilakukan di SMPN 2 Kertanegara, tanggal 2-4 Juli 2015.
Selain SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs) di lingkungan Kementerian Agama juga melakukan hal yang serupa. Pada 5-7 Juli 2015, MTs Daarul Abror Bukateja juga melaksanakan pelatihan dengan materi dan fasilitator yang sama. Namun, tidak dengan peer teaching.
“Kami telah mengikuti diseminasi pelatihan modul-modul USAID PRIORITAS. Tapi, beberapa materi perlu dikembangkan khusus untuk madrasah kami. Semua biaya kami yang tanggung. Itu merupakan kesepakatan dari warga madrasah,” ungkap Isro, Kepala MTs Daarul Abror Bukateja setelah pelatihan.
Secara keseluruhan, baik sekolah maupun madrasah berharap mendapatkan manfaat lebih dari pendampingan tersebut. Modul dari USAID PRIORITAS dirasa lebih praktis, aplikatif, dan efektif dalam memecahkan permasalahan di lapangan.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Sarjono, menyampaikan bahwa diseminasi itu menyenangkan. Ketika sekolah berinisiatif untuk itu, artinya ada semangat untuk melakukan perubahan lebih baik.
“Sepanjang yang saya lihat, peserta sangat antusias ketika mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan itu perlu dilakukan untuk seluruh sekolah. Dari bidang Dikdas sudah minta sekolah untuk menganggarkan dana untuk peningkatan kompetensi guru secara bertahap,” ungkapnya. USAID Prioritas juga memberikan bantuan untuk diseminasi program-programnya. Karena Purbalingga termasuk mitra, maka kesempatan tersebut harusnya di manfaatkan sekolah/madrasah semaksimal mungkin. (Estining Pamungkas)