PURBALINGGA- Rencana pembangunan alun-alun Kecamatan Rembang sebagai salah satu komitmen Pemerintah Kabupaten Purbalingga menjadikan Rembang kota ke empat mulai di realisasikan dan pada tahun 2019 Detail Engineering Design (DED) sudah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Purbalingga. Hal itu disampaikan Plt Camat Rembang Drs Suroto MSi saat menyampaikan sambutannya pada silaturahmi dan halalbihalal pemerintahan desa, tokoh masyarakat dan ASN se wilayah Rembang dengan Bupati Purbalingga di pendopo Kecamatan Rembang, Kamis sore (13/6).

“Komitmen Pemkab Purbalingga menjadikan Rembang salah satu kota di Purbalingga juga dibuktikan dengan dikucurkannya anggaran di tahun 2019 sejumlah Rp 13 miliar yang dipergunakan untuk pembangunan prasarana perhubungan yakni jalan raya Rajawana-Bantarbarang, Rajawana-Panusupan- Sitangkil, dan juga jalur Bantarbarang-Pengadegan,” kata Suroto.

Suroto menambahkan, agar seluruh program dan kebijakan Pemkab Purbalingga dapat terlaksana dengan baik tentunya seluruh aparatur pemerintah di tingkat desa dan Kecamatan senantiasa menjaga dan meningkatkan soliditas dan kerjasamanya mendukung kebijakan-kebijakan pemerintahan dan pembangunan untuk memajukan Kecamatan Rembang. Dalam kesempatan tersebut Suroto juga sampaikan saat ini MTL Jenderal Soedirman mulai berbenah dan dikelola oleh PD Owabong, sampai dengan Mei 2019 pendapatan mencapai Rp 37 juta. “Perlu saya sampaikan, di tahun 2019 pengelolaan MTL telah diserahkan Pemkab Purbalingga kepada PD Owabong dan tentunya kita semua berharap seluruh potensi wisata di Rembang dapat tergali dan diberdayakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Melanjutkan apa yang telah disampaikan Plt Camat Rembang, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM yang hadir didampingi sejumlah pejabat Pemkab Purbalingga menyampaikan bahwa tujuan Pemkab Purbalingga menyerahkan pengelolaan MTL Jenderal Soedirman kepada PD Owabong menurutnya tak lain karena dirinya yakin dengan pengelolaan dari orang yang profesional maka akan berdampak positif makin berkembang. Dirinya juga telah berpesan pada PD Owabong dalam pengelolaan MTL harus dapat bersinergi desa potensi wisata yang ada di desa-desa seperti wisata alam curug di desa Tanalum, Panusupan maupun dengan potensi-potensi wisata lain diantaranya adalah wisata religi Ardi Lawet dan berbagai potensi lainnya yang banyak terdapat di Rembang.

“Saya inginkan adanya integrasi antara PD Owabong sebagai pengelola MTL dan sejumlah potensi wisata desa dengan dibuat paket wisata bagaimana caranya agar wisatawan dari luar Purbalingga bisa tinggal lama di Rembang dalam jangka waktu cukup lama. Mungkin bisa dibuat paket dari MTL kemudian mampir beberapa hari menikmati curug di Tanalum dilanjutkan ke situs religi ardi Lawet di Panusupan atau paket-paket wisata lainnya,” katanya.

Bupati Dyah H Pratiwi meyakini pariwisata sebagai prime mover  perekonomian dimana nantinya dari pariwisata akan tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor jasa dan juga perdagangan yang melibatkan UMKM. Semua itu menurutnya akan turut bergeliat seiring dengan berkembangnya pariwisata dengan mendatangkan banyak orang seperti dicontohkan ramainya alun-alun Purbalingga sehingga banyak pedagang yang memperoleh rejeki dari orang-orang yang datang ke alun-alun. (t/humpro2019)