PURBALINGGA – Kepolisian Resor (Polres) Purbalingga menyelenggarakan Tabligh Akbar Purbalingga Bedoa dalam rangka Mewujudkan Pemilu yang Aman Damai dan Sejuk di Wilayah Hukum Polres Purbalingga, Senin (18/3) di Alun-alun Purbalingga. Acara ini dihadiri langsung oleh Gus Ferry Khusnul Ma’ab dan KH Agus Sabuth Panotoprojo untuk mengajak Dzikrul Ghofilin dan memberi tausiah.
Kapolres Purbalingga AKBP Kholilur Rochman SH SIK MH menyampaikan sengaja diselenggarakan tabligh akbar untuk mendoakan Purbalingga agar aman tentram dan damai jelang Pemiluhan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Hal ini juga bentuk sinergitas kesatuan ulama dan umaro (Pemerintah) di Purbalingga.
“Dalam Hadist Riwayat Ibnu Nu’aim bahwa ada dua golongan manusia, jika mereka baik, akan baik seluruh manusia, dan jika ia rusak, akan rusak seluruh manusia. Mereka adalah para ulama dan umara.” katanya.
Oleh karena itu, melalui doa yang diawali dari Dzikrul Ghofilin ini diharapkan Kabupaten Purbalingga sosongsong pemiliu damai. Meskipun setiap orang memiliki pilihan yang berbeda, namun ia mengajak untuk menjunjung persatuan dan kesatuan.
“Saya sebagai Kapolres akan turut menjamin keamanan bapak ibu yang akan ke TPS nanti. Mari kita berantusias untuk memilih pilihan kita dengan tidak menyebarkan berita kebencian, berita bohong. Inshalaah dengan doa para alim ulama dan jamaah yang hadir malamini, Purbalingga akan jadi kabupaten aman dan kondusif,” katanya.
Sementara itu Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM dalam sambutannya mengajak untuk menyatukan hati pikiran dan menengadahan tangan mendoakan Purbalingga. Dimana kurang dari 30 hari lagi kita akan menyambut Pemilu 2019.
“Kami atas nama pemerintah menghimbau selaku masyarakat Purbalingga yang baik maka bersengkuyung sukseskan pemilu. Caranya dengan menggunakan hak suaranya, Ampun Golput Nggih. Mari nanti berbodong-bondong ke TPS demi kemajuan RI 5 tahun ke depan,” katanya.
KH Agus Sabuth Panotoprojo atau Gus Sabuth dalam tausiahnya menyampaikan bahwa akhir-akhir ini Indonesia sedang banyak ditimpa musibah bencana alam, yang seolah-olah Allah Subhanahuwataala sedang marah. Meski demikian itu sebenarnya bagian dari bukti-bukti keperkasaan-Nya.
“Maka yang terbaik saat ini adalah kita tidak menyalahkan siapapun, kita belajar untuk tidak merasa paling benar. Langkah bijak terbaik adalah barang bareng kita sujud kepada Allah kita tafakur kepada sang pencipta merasa diri kita masing banyak kesalahan dosa,” katanya.(Gn/Humas)