PURBALINGGA, INFO – Sebanyak 20 siswa SD di wilayah Purbalingga belajar membuat wayang mainan dari ranting daun singkong. Wayang yang biasanya dibuat menggunakan bahan baku kulit atau kayu ini ternyata dapat juga dimodifikasi menggunakan ranting daun singkong.
Ranting daun singkong yang digunakan pun tidak sembarang ranting, harus ranting yang sudah tua dan berwarna merah. Digunakannya ranting tersebut karena ranting daun singkong yang sudah tua teksturnya lentur dan mudah untuk dibentuk.
“Yang dipilih memang harus ranting yang tua dan berwarna merah karena kalau yang masih muda akan mudah patah,” kata Anita, Registrar Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja saat dihubungi, Rabu (15/8).
Anita menjelaskan pelatihan membuat wayang mainan dari ranting daun singkong ini merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak. Karena di era digital saat ini, anak-anak lebih sering bermain gawai daripada permainan tradisional.
“Wayang mainan dari ranting daun singkong ini kan jenis mainan bocah jaman dulu, jadi kami ingin memperkenalkan kepada mereka melalui kegiatan Pekan Belajar Bersama di Museum,” ujarnya.
Ia menuturkan sebelumnya anak-anak SD akan diajarkan membuat wayang suket, namun karena terkendala bahan baku sehingga bahan baku diganti menjadi ranting daun singkong. Membuat wayang dari ranting daun singkong pun menurutnya lebih mudah apalagi dilakukan oleh pemula.
“Anak-anak bisa membuatnya karena pakai teknik anyaman pemula dan mereka membuat wayang mainan yang sederhana,” terang Anita.
Anita menerangkan semua bahan untuk membuat wayang dari ranting daun singkong disediakan oleh pihak Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja. Dengan instruktur pembuat wayang yakni Kusno, seniman wayang dari Umah Wayang Selakambang.
“Peserta juga sangat antusias untuk belajar membuat wayang dari ranting daun singkong dan setelah selesai semua hasil karya yang dibuat dibawa pulang oleh masing-masing peserta,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan selain diajarkan cara membuat wayang dari ranting daun singkong yang sederhana, peserta juga diajarkan untuk saling berkomunikasi dengan wayang yang dibuatnya sendiri. Meskipun wayang dari ranting daun singkong tidak dapat bertahan lama, tapi nantinya diharapkan anak-anak dapat berkreasi saat menemukan ranting-ranting yang lentur untuk dijadikan wayang.
“Mereka juga bisa menularkannya kepada teman-teman yang lain dan sebenarnya untuk membuat wayang mainan ini juga bisa menggunakan damen atau jerami. Kalau mau bahan lain yang sejenis pakai bamboo yang sudah disayat tipis cuma sedikit ribet,” pungkas Anita. (PI-7)