PURBALINGGA, HUMAS – SMKN 1 Purbalingga menjadi juara pertama menyingkirkan dua sekolah lain. Dua sekolah yang bersaing untuk menduduki peringkat kesatu harus puas menjadi runner up dan juara ketiga adalah SMAN 2 Purbalingga dan SMAN 1Bukateja dalam final Lomba Cerdas Cermat (LCC) Pendidik/Tenaga Pendidikan dalam rangka Gebyar Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2015 Tingkat Kabupaten Purbalingga di pendapa Dipokusumo (Rabu (29/4).
“SMAN 2 Purbalingga menjadi runner up, sedangkan posisi ketiga adalah SMAN 1 Bukateja, sehingga SMKN 1 Purbalingga pantas untuk menyandang juara dalam lomba kali ini,”kata Sekretaris Sekretaris Dindik Kabupaten Purbalingga Jiah Palupi Twihantarti usai pelaksanaan final Lomba Cerdas Cermat Pendidik/Tenaga Kependidkan dalam rangka Gebyar Hardiknas Tahun 2015.
Untuk tingkat SMP kata Jiah, juara pertama adalah SMPN 1 Bukateja, dan juara kedua SMPN 2 Kaligondang serta juara ketiga SMPN 3 Bukateja. Dan Untuk juara tingkat SD juara pertama UPT Dindik Kecamatan Bojongsari, juara kedua UPT Dindik Kecamatan Kertanegara serta juara ketiga UPT Dindik Kecamatan Bobotsari.
“Materi LCC adalah tentang kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembelajaran serta materi hal-hal terkait dengan kebijakan pendidikan,”tuturnya.
Menurutnya, LCC tahun ini merupakan agenda rutin tahunan, untuk menyambut Hardiknas. Dan tahun ini merupakan tahun keempat. Sedangkan LCC bertujuan memberi kesempatan serta peluang tenaga pendidik atau kependidikan, untuk terus mengasah diri juga pengembangan kompetensi tenaga kependidikan.
“Tujuannya adalah untuk mengasah diri serta memberi kesempatan dan member peluang pada para pendidik juga tenaga kependidikan. Karen banyak bakat terpendam bukan hanya pendidik yang ada di perkotaan saja. Akan tetapi tenaga di wilayah pinggiran juga banyak potensi-potensi atau bakat serta kompetensi mereka yang perlu dikembangkan,”katanya.
Selain itu, sambung Jiah, dengan LCC ini juga merupakan tolak ukur seorang guru atau tenaga pendidik untuk mengukur kompetensi serta prestasi.
“Kalau hadiah berupa piagam atau piala hanya bentuk pengakuan dan eksistensi saja sebagai sang juara. Akan tetapi yang terpenting kegiatan LCC ini, adalah sebagai bentuk tolak ukur prestasi seorang pendidik atau tenaga kependidikan. Sejauh mana mereka dalam mendidik serta untuk membuat prestasi anak didiknya,”jelasnya.
Antusiame peserta, tandas Jiah, setiap tahunya terus bertambah.
“Harapan saya, karena LCC ini merupaka ajang bergengsi, sehingga kegiatan semacam ini terus dikembangkan dan dilestarikan. Hal ini demi kemajuan dunia pendidikan di Purbalingga dan saya sangat senang karena antusiame peserta setiap tahun semakin banyak ,”tandasnya. (Sukiman)