PURBALINGGA – Adanya toko-toko modern dengan modal yang kuat dan penguasaan ITserta sumber daya manusia yang handal menjadi tantangan tersendiri bagi toko-toko tradisional yang memang dari sisi manajemen dan teknologi masih kurang. Namun hal itu tidak menjadi alasan agar toko ritel tradisional ini untuk tetap bertahan dan eksis di masyarakat.
Sampoerna Retail Community (SRC) dinilai telah cukup sukses membangkitkan gairah usaha para pelaku usaha toko ritel tradisional. Salah satunya melalui program pembinaan terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) di bidang ritel yang memiliki potensi pengembangan dalam aspek bisnis. Ritel-ritel ini bernaung dalam sebuah komunitas untuk dibina melalui kegiatan pengembangan bisnis yang kreatif bersama-sama dengan anggota komunitas SRC lainnya.
Plt Bupati Purbalingga melalui Asisten Administrasi Umum Sekda Tri Gunawan Setyadi SH MH menyampaikan ada beragam hal yang memungkinkan toko ritel tradisional mulai tersingkirkan mulai dari pengelolaan manajemen, tata toko yang terlihat kumuh, barang yang dijual kurang lengkap, hingga harga yang tidak bersaing, dan lain sebagainya.
“Akan tetapi hal ini jangan menjadikan kita pesimis, kita harus optimis dapat menghadapi kompetitor bisnis tersebut. Hal ini telah dibuktikan oleh teman-teman kita yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community,” katanya saat memberi sambutan pada acara Pengundian “Yuk Belanja Ke SRC” Dan Launching Aplikasi “AYO SRC” di Pendopo Cahyana Purbalingga, Rabu (27/2).
Keberadaan SRC merupakan wujud kepedulian PT. HM. Sampoerna,tbk terhadap para pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Purbalingga. SRC ini telah menggugah semangat para pemilik toko-toko retail tradisional di Purbalingga untuk dapat bersaing dengan toko-toko modern yang menjadi kompetitornya.
Plt Bupati Tiwi menyampaikan pemerintah juga selama ini tidak tinggal diam saja, kami telah berupaya untuk melakukan moratorium pendirian toko-toko modern yang berjejaring luas. Dengan langkah ini setidaknya dapat memberikan nafas untuk para pengusaha retail lokal mengembangkan diri.
“Di era seperti sekarang ini, kompetisi adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Kita harus siap untuk menghadapinya, terlebih saat ini kita berada di era revolusi industri 4.0. Suatu keadaan dimana akselerasi dan penguasaan teknologi menjadi kunci untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis,” katanya.
Sementara itu Ketua Panitia Pengundian “Yuk Belanja Ke SRC” Dan Launching Aplikasi “AYO SRC”, Cardik Handoko menjelaskan melalui acara ini bisa meningkatkan omzet penjualan toko-toko peserta SRC. “Biasanya meningkat mulai 5 hingga 20%,”katanya.
Saat ini toko-toko yang tergabung dalam SRC ini di Purbalingga sudah ada 178 toko dan terus bertambah. Ia menjelaskan tidak ada syarat khsuus untuk bergabung namun yang terpenting dari pihak toko ritel tradisionalnya mau terbuka atau open mind menerima pembinaan saja. Sedangkan toko hanya diberi ciri warna putih dan strip merah abu-abu.
Pada kesempatan kali ini juga dilakukan launching aplikasi AYO SRC terdiri dari dua jenis. Pertama, Aplikasi Ayos SRC khusus Konsumen bisa digunakan untuk membantu konsumen saat ke luar kota untuk menemukan SRC terdekat.
“Sedangkan Apliasi SRC Ritel mirip dengan aplikasi e-commerce pada umumnya untuk pembelian dan stok barang grosir dari toko, bebas ongkos kirim. Di Purbalingga ada 2 agen penyedia barang khusus untuk pensupalai toko-toko peserta SRC,” katanya. (Gn/Humas)