“Alhamdulilah kita biasa juara I lomba makanan khasnya, semoga ini menjadi penyemangat tumbuhnya usaha kuliner di Purbalingga,” ujar Sediyono, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Purbalingga (DKPP) saat mendampingi tim pada penyerahan trophy penghargaan, Minggu, 28 Juli 2019.
Sediyono menambahkan hal itu juga membuktikan bahwa Purbalingga bisa mengkreasikan bahan makanan non beras yang enak dan menjual. “Kedepan kita akan terus melakukan pendampingan dan pembinaan supaya tumbuh inovasi kreasi makanan yang baru,” ujarnya.
Pada kategori makanan utama berbahan bakar non beras Purbalingga menampilkan sroto kelapa muda alias Sroto Klamud yang dipadukan dengan ciwel sebagai pengganti ketupatnya. Untuk pendampingnya disajikan Wedang Nipah yang merupakan perpaduan air nira / badheg dan rempah-rempah.
“Bihunnya diganti kelapa muda dan ketupatnya pakai ciwel singkong, itu unik dan enak sekali. Apalagi penyajiannya dalam kelapa muda segar, ” ujar Ning Sujito, salah satu juri pada ajang tersebut.
Ning Sujito yang merupakan pengusaha jasa boga sukses di Jakarta ini menyatakan, usaha kuliner, selain inovatif juga harus menjual. “Saya mendorong tumbuhnya kawasan wisata kuliner tumbuh di kabupaten/kota yang akan menggerakan laju perekonomian daerah,” katanya.
Selain menjadi jawara lomba makanan khas, Purbalingga juga membawa pulang satu trophy dari lomba kategori kain batik / tenun. Motif Wayang Suket hasil kreasi pembatik Purbalingga meraih Juara Harapan III.
Selain lomba-lomba acara tahunan itu juga diisi dengan pameran produk unggulan dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Purbalingga membawa aneka batik, batik ecoprint, kreasi tenun benang antihan, sulam, aneka kerajinan kayu, wayang suket dan bermacam produk kuliner seperti Wedang Menir dan Olahan Nanas juga tak lupa kopi lokal Purbalingga. (PI-6)