Hingga kini status Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Tegal,Brebes dan Pemalang masih berada pada level tiga atau status Siaga. Meski beberapa hari ini terjadi peningkatan aktivitas, namun Badan Vulkanologi belum meningkatkan status menjadi Awas dan masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer.
“Saya minta masyarakat tetap tenang tetapi siaga dan waspada. Tetap melakukan aktivitas seperti biasa tetapi harus lihat situasi. Misalnya harus ke ladang hendaknya bertanya dulu kepada petugas kondisinya seperti apa. Sehingga bisa mengetahui situasi terkini,” ujar Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto, saat memantau langsung kondisi terkini persiapan posko erupsi Gunung Slamet di Dukuh Bambangan Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Sabtu pagi (13/9).
Menurut Bupati, seluruh petugas yang ada di posko baik di Bambangan, Binangun maupun lainnya selalu berkordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api di Gambuhan Kecamatan Pulosari, Pemalang. Informasi terkini kondisi aktivitas Gunung Slamet selalu di kirimkan kepada seluruh petugas posko dan jajaran pemkab terdampak.
“Masyarakat wajib tahu informasi aktivitas Gunung Slamet yang akurat. Siapa yang bisa memberikan informasi akurat, ialah para petugas posko yang terdiri dari TNI/Polri, BPBD, SAR, Tagana, Camat, dan Kades atau Kadus setempat,” jelasnya.
Bupati mengaku selalu melakukan monitoring dengan petugas BPBD, Camat, Kades, Kadus dan masyarakat. Selain itu, dirinya juga selalu menerima informasi dari petugas Pos Gambuhan. Mereka selalu mengirimkan informasinya enam jam sekali. “Kemarin (Jumat 12/9), masyarakat disini sempat panik. Dan ada yang berinisiatif mengungsi ke rumah saudaranya dan ke GOR Lestari. Total yang mengungsi sekitar 400 orang. Tapi sekarang sudah kembali,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati memantau kesiapan posko terutama dalam melakukan proses evakuasi warga apabila terjadi hal terburuk dari aktivitas erupsi Gunung Slamet. Menurut Bupati, dalam proses evakuasi diperlukan kendaraan baik roda dua maupun roda empat bak terbuka. Untuk memperlancar lalu lintas evakuasi tersebut, Bupati akan mengupayakan membangun kantong parkir di lokasi gerbang pos pendakian dan membangun jalan sepanjang 1 km dari gerbang pos pendakian ke atas. Termasuk melebarkan jalan Kutabawa.
“ Di bawah kita lebarkan satu meter. Sudah ditender dan sudah ada pemenangnya. Harapanya, dapat memperlancar lalu lintas evakuasi. Lampu jalan kita adakan. Seluruh petugas selalu standbay,” katanya.
Menurun
Sementara dari pantauan Tim Rescue Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang yang bersiaga di Pos Gambuhan, dilaporkan, pada Sabtu pagi (13/9), aktifitas Gunung Slamet cenderung menurun dan stabil.
Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono yang memimpin langsung di Posko Gambuhan mengatakan, Gunung Slamet pagi ini terlihat lebih landai. “Berdasarkan pengamatan kami di Gambuhan sejak pukul 24.00 wib sampai dengan pagi ini tidak terdengar letusan. Hanya beberapa kali terlihat lava pijar tapi relatif kecil sekali. Bahkan pagi ini clear, hanya teramati tiga titik api kebakaran hutan di wilayah Pemalang,” ujar Agus di Bambangan. Saat bersamaan Agus berkunjung ke Bambangan dan melakukan kordinasi dengan Bupati Sukento.
“Secara visual, cuaca terang angin tenang dan gunung slamet tehalang kabut. Saat cerah, teramati hembusan asap putih tipis tinggi 50-100 meter dari puncak dan condong kearah barat. Jumlah kegempaan 44 kali gempa hembusan dan 6 kali gempa tremor. Secara umum kondisinya masih fluktuatif cenderung sedikit menurun,” tambahnya.
Masih menurut Agus, semenjak meningkatnya aktifitas Gunung Slamet, pihaknya memberangkatkan personel Pos SAR Cilacap untuk siaga mobile di lima Kabupaten yang terdampak, yakni Banyumas, Purbalingga, Tegal, Brebes dan Pemalang. Kemudian kemarin, Jumat (12/9) dirinya memimpin langsung untuk berkoordinasi kesejumlah potensi SAR yang paling terdampak. “Kita sudah koordinasi dengan potensi SAR di Bambangan, Pemalang dan Dawuhan”, imbuhnya. (Hardiyanto)