PURBALINGGA – Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menggagas adanya Festival Panen dan Bazar Duku. Hal itu diungkapkan saat usai ikut memanen Duku Kalikajar dan meninjau stand bazar di Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang, Jumat (5/4).
“Jika mungkin tahun ini acara masih diselenggarakan oleh pihak desa, tahun depan akan kami bantu dan akan kami kemas menjadi festival. Jadi akan kami kemas dengan sesuatu yang berbeda,” ungkapnya.
Melalui festival tersebut, menurutnya bisa menjadi sarana untuk mempromosikan dan mengenalkan masyarakat luar, bahwa Duku Kalikajar yang terkenal ini ternyata berasal dari Purbalingga. Saat ini, Ia bersama Dinas Pariwisata tengah menyusun kalender event pariwisata tahunan, yakni dengan inventarisir event-event yang membantu Purbalingga di sektor pariwisata.
Terkait dengan penurunan hasil panen Duku Kalikajar tahun ini, ia meminta agar Dinas Pertanian maupun kelompok tani duku untuk berinovasi. Tentunya agar produktifitas duku bisa konstan, sehingga mampu melayani jumlah permintaan konsumen.
Plt Bupati Tiwi juga berharap agar nilai jual buah duku bisa ditingkatkan melalui inovasi pengolahan ataupun pengemasan lebih lanjut. “Seperti di Siwarak misalnya terkenal dengan Nanas Madu. Di sana sudah bisa mengolah Sambel Nanas, Setup Nanas, Keripik Nanas, Saus Nanas, Selai Nanas saya ingin duku juga begitu. Tidak hanya dijual gelondongan buah, perlu ada sistem pengolahan. Kami pemerintah siap memfasilitasi apa yang dibutuhkan agar Duku Kalikajar semakin berkembang,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Ir Lily Purwati menjelaskan di Desa Kalikajar tercatat lebih 3000 batang pohon duku dengan rata-rata produksi per pohon 75 kg. Sehingga produksi Duku Kalikajar mencapai rata-rata tiap tahun 225 ton.
“Tahun ini produktifitas panen sedang menurun dibanding 2018. Tahun ini hanya 5 % saja yang bisa panen. Karena kalau kita amati tanaman duku itu masih dianggap tanaman sampingan belum dipelihara intensif,” katanya.
Dimotori para penyuluh salah satu upaya yang sedang dilakukan yakni pemupukan dan edukasi pemupukan yang baik dan benar. Juga telah dilakukan gerakan pemeliharaan kelinci untuk diambil air kencingnya untuk pemupukan agar produktifitasnya bisa stabil baik kualitas maupun kuantitas.
Seperti yang diketahui, Duku Kalikajar terkenal memiliki kualitas yang baik. Mulai dari kulitnya yang tipis /empuk, putih bersih, daging buahnya bening/tidak putih susu, rasanya manis/legit dan bijinyaa cenderung kecil tidak.
“Kunci dari baiknya kualitas Duku Kalikajar ini adalah prosesnya dengan cara dibrongsong saat berbuah. Jika duku tanpa dibrongsong biasanya harganya hanya Rp 5000 per kilo, tapi kalau dibrongsong harganya bisa mencapai Rp 15.000 per kilo atau tiga kali lipat daripada metode konvensional,” katanya.(Gn/Humas)