PURBALINGGA – Untuk menarik kunjungan wisatawan ke obyek wisata Goa Lawa di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, menggelar pementasan seni tradisi, Minggu (24/5). Kesenian yang ditampilkan terdiri dari Lengger Calung, thek-thek (kentongan), dan seni Tandak Lesung. Penampilan seni tradisi ini sekaligus sebagai upaya kampanye sapta pesona sadar wisata.
Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, pentas seni tradisi tiga jenis sekaligus merupakan kali pertama yang digelar di Goa Lawa. Biasanya, saat libur lebaran, pementasan berupa pentas musik dangdut. Kali ini, pementasan sekaligus juga untuk nguri-nguri seni tradisi yang mulai punah.
“Pada hari-hari libur, kami biasanya bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Siwarak, untuk menampilkan music kenthongan. Karena animo penonton lumayan antusias, maka kami menambah dengan pentas lengger calung, dan seni Tandak Lesung,” kata Prayitno, Kamis (21/5).
Dikatakan Prayitno, untuk grup seni lengger calung menampilkan grup dari Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja. Sedang seni tandak Lesung ditampilkan dari 18 kecamatan se-Purbalingga. “Setiap kelompok seni Lesung beranggotakan 10 orang, mereka kami beri kesempatan tampil selama tujuh menit per kelompok. Pihak kami menyediakan delapan buah lesung dari kayu mahoni. Nantinya yang juara, lesungnya sebagai hadiah,” kata Prayitno.
Menurut Prayitno, jika animo pengunjung pada penampilan perdana ini membludak, maka pihaknya akan mengagendakan pementasan seni tradisi rutin di obyek wisata ini. “Prinsipnya, kami ingin menghibur wisatawan, mereka berlibur untuk refreshing, makanya harus kami layani dengan baik, dan bisa memiliki kenangan setelah berkunjung ke Goa Lawa,” ujarnya.
Prayitno menambahkan, pada pementasan seni tradisi ini, sekaligus akan dilakukan kampanye sapta pesona sadar wisata. Kampanye ini melibatkan seluruh pelaku wisata di obyek wisata Goa Lawa. Mereka terdiri dari tukang parkir, pedagang kaki lima, pemilik warung, pengelola, penjual souvenir, pemandu wisata, Pokdarwis setempat, petugas kebersihan, dan pihak-pihak terkait. “Kami tidak ingin ada pengunjung kecewa karena sikap pelaku wisata di Goa Lawa. Jika kecewa mereka tentu akan memiliki kean yang kurang baik, dan dampaknya tentu pada jumlah kunjungan wisatawan. Semua pelaku wisata harus memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan,” tambah Prayitno. (y)