PURBALINGGA, INFO– Sirine dan ledakan mengiringi datangnya tentara Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Jepang yang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu membuat tentara sekutu yang diboncengi tentara Belanda melakukan agresinya ke tanah Nusantara. Rentetan tembakan balasan dari pejuang Indonesia dari komando salah satu Jendral membuat nyali tentara Belanda ciut.

Kejadian di atas adalah socio drama yang menggambarkan kehidupan Panglima Besar Jendral dari lahir hingga wafatnya. Socio darama tersebut adalah rangkaian acara dalam rangka Festival Panglima Besar Jendral Soedirman di Desa Bantar Barang, Rembang rabu (24/1/2018). Bupati Tasdi yang hadir dan membuka festival tersebut mengatakan alasan diadakannya festival Pangsar Soedirman untuk mengenang perjuangan Jendran Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Generasi muda khususnya di Purbalingga harus mengerti sejarah. Terlebih Purbalingga mempunyai pahlawan masyur yang dikenal seantero Indonesia. Semoga festival ini semakin mengenalkan Monumen Tempat Lahir (MTL) Jendral Soedirman ke generasi penerus,” kata Tasdi.

Tasdi menambahkan, generasi muda harus mengisi kemerdekaan dengan hal positif agar pembangunan Indonesia bisa cepat tercapai. Dia juga berujar dan meminta izin kepada TNI agar tanggal 5 oktober yang diperingati sebagai hari TNI dilakukan upacara di alun-alun Rembang yang rencananya akan dibangun.

“Kepada pak Danrem atau yang mewakili, pak Dandim mohon izin upacara hari TNI 5 oktober untuk dilaksanankan di alun-alun Rembang yang sebentar lagi akan dibangun,” imbuhnya.

Danramil Purbalingga Letkol.Inf. Andi Bagus Dian Arika menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga yang telah menyelenggarakan festival itu. Dia juga mengatakan akan terus bersinergi dengan Pemkab untuk kegiatan semacam itu. “Kami dari Kodim akan terus melakukan komunikasi yang baik dengan Pemkab untuk kegiatan semacam ini. Festival sejarah ini adalah upaya dari Pemkab untuk melestarikan gaung pak Dirman yang tentu kami dukung,” ujar Andi.

Danramil yang belum lama itu dilantik juga menyampaikan kekagumannya terhadap Pemkab yang melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam event tersebut. Dia berharap festival tersebut tidak berhenti di tahun kedua (tahun ini). Hal itu menurutnya geliat perekonomian bisa tergali dari event tersebut.

“Bisa kita lihat Pemkab melibatkan UMKM khas Purbalingga. Semoga di tahun-tahun berikutnya UMKM yang mengikuti festival ini bertambah sehingga nilai ekonominya bisa dirasakan oleh usaha kecil,” pungkasnya.

(PI-8)