PURBALINGGA, HUMAS – Setelah mendapat kepercayaan dari sejumlah industri mobil terkenal seperti Mercedes Benz, Suzuki, Daihatsu, dan Toyota, Industri Kecil Menengah (IKM) knalpot Purbalingga (Jateng) dipercaya memasok knalpot kendaraan tempur jenis Panser dan Tank. PT Pindad secara rutin meminta pasokan knalpot untuk Panser pesanan Malaysia dan Lebanon.
Selain itu, tank-tank buatan PT Pindad yang khusus untuk kebutuhan Alutsista TNI-AD juga knalpotnya dipasok dari Purbalingga.
Perajin knalpot Purbalingga, Muhajirin (53) mengemukakan, sejak tahun 2009/2010 PT Pindad (Persero) telah memesan knalpot untuk tank-tank milik TNI. Jumlah permintaan memang tidak banyak, rata-rata 150 buah knalpot per tahun atau tergantung pesanan pembuatan tank oleh TNI kepada PT Pindad.
“Pada tahun 2011 ini, kami juga diminta oleh PT Pindad untuk memasok knalpot kendaraan tempur Panser Anoa 6 x 6 yang dipesan Malaysia dan Lebanon. Kami telah mengirimkan 11 unit knalpot panser Anoa Lebanon, dan 32 unit knalpot pesanan Panser Malaysia. Knalpot itu lengkap termasuk bagian mufler (kendang knalpot) dan exhause (pipa pengeluaran) ,” kata Muhajirin, Jum’at (01/04/2011).
Panser Anoa 6 x 6 sejenis kendaraan tempur pengangkut personil atau APC (Armoured personal carrier) dengan sistem penggerak 6 roda simetris. Sebelumnya, Muhajirin secara rutin memasok mufler knalpot untuk jenis kendaraan panser mortir, panser recovery, panser Anoa-2, dan Panser tentara Malaysia. Semua pasokan atas permintaan PT Pindad. “Setidaknya kami telah mengirimkan 300 unit knalpot untuk kendaraan tank dan panser yang digarap PT Pindad. Dalam waktu dekat, kami juga tengah diminta memasok lagi knalpot untuk tank-tank model baru yang akan dibuat untuk memperkuat kendaraan TNI,” kata Muhajirin yang telah menekuni usaha knalpot sejak usia 30 tahun.
Dipilihnya knalpot Purbalingga, jelas Muhajirin, karena kualitas garapan yang baik dan mampu meredam suara. Muhajirin mengungkapkan, dirinya suatu ketika diundang ke PT Pindad di Bandung dan mengecek knalpot buatan pabrik. Setelah knalpot yang hendak dipasang di kendaraan tank, dibelah ternyata berbeda dengan knalpot garapan IKM di Purbalingga. Muhajirin ketika itu diminta mengirimkan membuatkan knalpot dan mengirimkan sampelnya.
“Ketika itu saya katakan, knalpot buatan Purbalingga, mampu meredam suara bising, tenaga lebih kuat dan mampu lebih menghemat bahan bakar. Pihak PT Pindad tidak percaya begitu saja. Namun, setelah melakukan ujicoba dengan mengganti knalpot Purbalingga dan melakukan perjalanan ke sejumlah tempat di Jabar, PT Pindad baru mulai percaya. Akhirnya, kami dipercaya memasok knalpot untuk tank TNI,” kata Muhajirin yang kini memiliki 18 orang karyawan.
Dijelaskan Muhajirin, knalpot kendaraan tank dan panser harus dibuat kuat dengan besi galvanis ukuran 1,6 mm. Berbeda dengan knalpot mobil biasa. Satu unit knalpot panser rata-rata berukuran 90 x 70 cm. Setiap lembar besi galvanis mampu untuk membuat tiga buah mufler knalpot. ”Harga satu unit knalpot lengkap sekitar Rp 5 juta, sedang bagian mufler berkisar antara Rp 700 ribuan,” kata Muhajirin. (Humas Pbg/y)