PURBALINGGA, INFO– Tiga ledakan menggelegar di upacara hari bela negara Kabupaten Purbalingga. Sontak para petugas memadamkan api yang menyala dan asap yang membumbung tinggi. Itu hanyalah simulasi dalam rangkaian acara peringatan hari bela negara ke-69 tingkat kabupaten Purbalingga. Dalam upacara tersebut, Inspektur upacara Bupati Tasdi menyampaikan kader bela negara negara harus menjadi benteng ideologi pancasila.

Kader bela negara diharapkan mampu menjaga ideologi Pancasila dari ancaman paham yang bertentangan. Hal tersebut disampaikan Bupati yang membacakan sambutan resmi Presiden Joko Widodo dalam upacara peringatan hari bela negara ke-69 di alun-alun Purbalingga Selasa (19/12/2017).dalam sambutan resmi kenegaraan itu disampaikan ancaman negara saat ini bukanlah ancaman yang bersifat konfrontasi. Akan tetapi ancaman pada masa sekarang lebih kepada infiltrasi halus yang merusak ideologi.

“Ancaman sekarang bukanlah ancaman yang bersifat konfrontasi fisik. Ancaman pada masa sekarang adalah ancaman distorsi ideologi dengan cara halus melalui internet yang bisa merusak pemahaman generasi muda,” kata Bupati membacakan teks resmi kenegaraan.

Membela negara pada masa sekarang, lanjutnya berarti harus menjadi garda terdepan membangun negara. Pengentasan kemiskinan, budaya korupsi dan pungli yang harus diberantas adalah wujud bena negara pada masa sekarang. Sambutan tersebut juga mengapreasi para guru, bidan serta tenaga kesehatan di pelosok negeri dan di daerah terluar yang telah mendarmabaktian hidupnya untuk kehidupan sosial.

“Kemiskinan harus dikurangi, korupsi serta pungli harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Kami juga mengapresiasi para guru, bidan dan tenaga kesehatan di garis terluar negara yang telah mengorbankan tenaga serta waktunya untuk masyarakat,” katanya.

Dia melanjutkan urgensi bela negara adalah bagian dari revolusi mental untuk memaksimalkan daya tangkal atas ancaman dari segala lini. Sambutan tersebut juga menyampaikan Indonesia harus berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi. Jika hal tersebut telah tercapai berarti Indonesia telah siap menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

“Indonesia harus berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi. Itulah esensi bela negara yang ditanamkan Mr. Syafrudin Prawiranegara sang pencetus bela negara,” ujarnya.

Dalam upacara tersebut, ditampilkan pula atraksi halang rintang api dan bela diri yongmodo asal korea. Menurut Suwarno instruktur bela negara Purbalingga, program bela negara yang dicanangkan Bupati Tasdi harus didukung semua pihak. Dia menambahkan Purbalingga adalah Kabupaten khusus yang mengadakan kegiatan bela sendiri.

“Program bela negara yang dicanangkan Bupati melalui Menhan (Menteri Pertahanan) harus didukung. Tidak semua daerah bisa mengadakan pengkaderan bela negara dan Purbalingga ternyata bisa mengadakan sendiri,” pungkas Suwarno.(PI-8, PI-6)