PURBALINGGA-INFO, Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Purbalingga, tim Bebas Stunting Indonesia (BESTI) menyampaikan rekomendasi dengan mengoptimalkan pencegahan pada fase prenatal dan postnatal.

”Pencegahan tersebut nantinya berupa SOP deteksi dini dan sistem rujukan ibu hamil yang termonitor dengan menggunakan sistem IT yang terintegrasi,” kata Direktur Eksekutif BESTI Roosje K Rahmania pada kegiatan Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting Kabupaten Purbalingga Triwulan II Tahun 2024 bertempat di Aula Convention PM Collaboration Purbalingga, Rabu (21/8/2024).

Roosje melanjutkan fokus selanjutnya pada fase postnatal adalah dukungan kebijakan dan perlindungan ibu bekerja untuk dapat memberikan pengasuhan dan pemberian makan balita yang lebih optimal.

”Untuk melengkapi dan memperkuat dukungan kebijakan perlu dibuat RAD (Rencana Aksi Daerah) stunting yang lebih komprehensif dan mencerminkan sinergitas lintas sektoral secara efektif,” lanjutnya.

Di Kabupaten Purbalingga, tim Besti mengkaji faktor permasalahan stunting dan juga analisa tentang implementasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Pangan Olahan Untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) yang telah dilaksanakan di Purbalingga.

“Dari kajian kami menyimpulkan bahwa malnutrisi pasca lahir berdampak secara signifikan pada kejadian & keparahan stunting balita,” ucapnya

Menurutnya ada perubahan pada terduga stunting dari kategori pendek menjadi normal sebesar 37,3%, sedangkan perubahan dari kategori sangat pendek menjadi normal hanya sebesar 12,8%.

“Jadi semakin dini balita stunting mendapatkan intervensi PKMK, semakin tinggi persentase kesembuhannya atau perbaikannya,” tuturnya.

Kemudian menurut Direktur Operasional BESTI Lenny Marlina, fasilitas dan sumber daya di lingkup RSUD hingga Puskesmas sudah cukup memadai.

”Di tingkat Puskesmas untuk peralatannya sudah cukup, ada ahli gizi terlatihnya. Untuk di RSUD infrastruktur dan dokter spesialis anaknya menurutnya juga sangat oke, baik penanganannya untuk yang stunting yang rujukan sampai tahap intervensi gizinya juga sudah dilakukan sesuai dengan PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stunting),” tuturnya. (Ady/kominfo)