PURBALINGGA, HUMAS – Tim Juri Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Provinsi Jawa Tengah terkesan dengan kepedulian siswa SMP Negeri 4 Purbalingga terhadap kebersihan sekolah. Adanya data kesehatan siswa yang lengkap juga membuat Tim Juri yang diketuai Purwanto, berdecak kagum.
“Saya sengaja menjatuhkan tisu bekas, bukan maksud mengotori. Saya hanya ingin menguji kepedulian siswa disini. Dan luar biasa, langsung ada siswa yang memungut lalu membuangnya ke tempat sampah,” jelas salah seorang anggota tim juri saat memberikan Kesan dan Pesan dalam Penutupan Penilaian LSS di SMP Negeri 4 Purbalingga, Rabu (11/7).
Selain itu, adanya screening test baik untuk kesehatan secara umum maupun kesehatan mental, juga membuat terpesona tim juri. Apalagi, di Ruang UKS juga terdapat data lengkap tentang kondisi kesehatan siswa secara keseluruhan.
Tak hanya itu, keberadaan Bank Sekolah juga menarik minta tim juri yang menengarai adanya budaya gemar menabung. Ada sekitar 30 persen siswa telah memanfaatkan bank tersebut untuk menyisihkan uang jajannya. Juri juga terkesima dengan luasnya pengetahuan para siswa Kader Kesehatan Remaja (KKR) dalam menjawab semua petanyaan dan mempraktekkan Pertolongan Pertama di UKS.
Tak ada gading yang tak retak. Dibalik semua keunggulan itu, tim juri juga menemui beberapa kelemahan SMP Negeri 4 Purbalingga. Beberapa diantaranya tentang kondisi eternit di salah satu toilet dan perpustakaan yang sudah rusak, luas ruang kelas yang sudah tidak proporsional dibanding jumlah siswa, banyaknya debu di balik pigura pajangan dan belum sempurnanya siswa dalam mencuci tangan.
”Harus ada rasa memiliki pada siswa, guru dan juga kepala sekolah. Sehingga setiap saat kalau memang sudah perlu dibersihkan, ya harus dibersihkan,” jelas Purwanto, Ketua Tim Juri.
Salah seorang guru yang mendampingi Purwanto menjelaskan, pada musim kemarau dan ruang-ruang yang berdekatan dengan jalan raya memang sulit sekali mengantispasi debu. Mengenai eternit yang sudah rusak, pihak sekolah juga mengaku heran karena usia pemasnagan eternit belum terlalu lama.
Lomba Bukan Lombo
Bupati Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang berkesempatan hadir di akhir acara, menyatakan kemenangan bukan tujuan utama pihaknya mengikuti LSS. Karenanya, Bupati Heru tidak sepakat jika ada yang mengatakan ’Lomba Itu Lombo (bohong-red)’.
”Saya tidak setuju kalau Lomba itu Lombo. Lomba ya harus beneran. Tak boleh ada rekayasa. Jadi penilaiannya benar-benar obyektif,” jelasnya.
Tapi jika ternyata Purbalingga memang kembali meraih kemenangan dalam LSS, Bupati mengaku tetap sangat bersuka cita. Seperti yang telah diketahui, Purbalingga memang langganan Juara LSS mulai dari SMP Negeri 3 Bukateja, SMA Negeri 1 Purbalingga dan MAN Purbalingga. Namun tujuan akhir dari lomba ini, lebih ditekankan pada pembudayaan perilaku hidup bersih dan seha yang tertanam kuat di hati siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah.
”Tujuan akhirnya tetap mernjadikan PHBS sebagai budaya. Tapi kalau menang ya Alhamdulillah,” pungkasnya. (humas/cie).