PURBALINGGA – Momentum kesemarakan peringatan hari jadi ke-185 Kabupaten Purbalingga tahun ini, dimanfaatkan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Purbalingga untuk memasarkan produk-produk jajanan tradisional. Sedikitnya 30 peserta dari 8 kelompok pemasar jajan tradisional akan meramaikan Festival Jajanan Pasar yang akan digelar di Alun Alun Purbalingga, Sabtu (19/12).
“Tujuannya untuk melestarikan dan mengangkat jajanan tradisional Purbalingga agar tidak punah tetapi semakin dikenal oleh masyarakat masa kini,” ujar Kepala Seksi Pengembangan dan Pembinaan UMKM pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Purbalingga, Adi Purwanto, Kamis (17/12).
Kelompok pemasar yang sudah terdaftar mengikuti festival terdiri dari 8 peserta dari kelompok Simpangan Jajanan Centre Desa Pakuncen, Bobotsari, 8 peserta dari kelompok Arum Sari Boga Desa Sumampir kecamatan Rembang dan 8 peserta dari kelompok usaha bersama (KUB) desa Makam kecamatan Rembang. Peserta lainnya, 4 produk dari Pasar Badog Bancar, dan 2 peserta dari kelompok Gang Sawo Purbalingga.
Dalam kegiatan tersebut, lanjut Adi Purwanto, ada sedikitnya 15 jenis jajanan tradisional yagn akan jajakan. Seperti Ondol, Gethuk, Cimplung, Rangin, Kamir, Srabi dan Nagasari. Jajanan lainnya dipastikan mampu mengobati kangen para penikmat wisata kuliner tradisional juga akan dihadirkan dalam festival itu. Yakni Cenil, Lopis, Lemet, Awug-Awug, grontol, Mata Gareng dan Sengkulun.
“Konsepnya Serbu, serba seribu. Produk yang kami siapkan masing-masing porsi seharga Rp 2000 – Rp 3000. Namun kami jual seharga Rp 1000 saja,” jelas Adi.
Diakui Adi, saat ini geliat produksi dan pemasaran jajanan tradisional di Purbalingga berkembang semakin baik. Selain yang menjadi peserta festival, kelompok-kelompok pemasar dengan konsep Pasar Minggu Pagi berkembang di sejumlah tempat seperti Karangsari, Sidakangen, Manduraga kecamatan Kalimanah, Sumampir, Toyareka dan Buper Karangbanjar.
“Jajanan pasar di level bawah justru semakin eksis. Perkembangannya bagus, apalagi banyak bermunculan konsep pasar Minggu Pagi yang menjadi ciri khas pemasaran mereka,” tambahnya.
Adi berharap, dengan semakin dikenalnya jajanan tradisional terutama oleh kalangan generasi muda, akan memacu berkembangnya kelompok-kelompok produsen dan pemasar jajanan tradisional di wilayah lainnya. Dengan begitu, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Purbalingga. (Hardiyanto)