PURBALINGGA – Jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berkordinasi dengan Bupati Purbalingga dan jajaran pejabat Pemkab Purbalingga, Kamis (13/6) di Ruang Rapat Bupati. Pertemuan tersebut merupakan komunikasi antara pihak akademisi dengan pemerintah daerah dengan tujuan untuk saling bersinergi terkait pemanfatan produk-produk akademis/ilmiah untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat.
Rektor UMP dr Anjar Nugroho SAg MSi menyampaikan bahwa UMP telah menghasilkan beberapa penelitian pertanian, salah satunya yakni tentang bibit kelapa kopyor. “Kami punya penelitian kelapa kopyor, dimana umumnya kelapa ini cenderung langka dan tidak pasti setiap pohon kelapa terdapat yang kopyor. Kami kembangkan bibit kelapa yang bisa menghasilkan setiap kelapanya kopyor,” katanya.
Pihaknya menawarkan agar temuan tersebut barangkali dapat disosialisasikan atau dijadikan program pemerintah dalam pengembangan perkebunan kopyor bagi masyarakat. Anjar menuturkan kelapa kopyor memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Ini cukup menjanjikan untuk kesejahteraan masyarakat, dimana setiap kelapa kopyor biasanya memiliki nilai jual mencapai Rp 20.000 – 35.000 padahal dengan cara perawatan yang sama dengan pohon kelapa pada umumnya,” katanya.
Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan, inovasi pertanian yang diciptakan UMP itu sejalan dengan potensi Kabupaten Purbalingga yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan sektor pertanian, termasuk 30 persen PDRB-nya disokong dari sektor pertanian. “Ini cukup related juga dengan potensi yang ada di Purbalingga. Ini suatu saat bisa dikembangkan di daerah Bukateja,” katanya.
Selain membincangkan megenai Kelapa Kopyor, Bupati juga menyampaikan beberapa kebutuhan ilmiah masyarakat Purbalingga khususnya problem produktifitas pertanian. Dimana barangkali problem ilmiah tersebut nantinya juga bisa dicarikan solusi juga oleh pihak UMP.
Beberapa kebutuhan ilmiah masyarakat Purbalingga tersebut diantaranya yakni produktifitas rumput Kasuran bahan pembuatan wayang suket. “Kerajinan wayang suket ini memiliki nilai seni yang tinggi dan memiliki nilai jual sebagai souvenir/kenang-kenangan khas Purbalingga. Hanya saja bahan bakunya hanya bisa didapat pada musim-musim tertentu, sehingga ini menghambat produktifitas. Semoga ini bisa menjadi bahan penelitian UMP untuk dicarikan solusinya,” katanya.
Selain rumput kasuran wayang suket, Bupati juga menyampaikan problem produktifitas buah strawberry yang menjadi ikon Desa Wisata Serang, Kecamatan Karangreja. Bupati ingin ada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi perkebunan stroberi.
“Kami juga sedang mengembangkan pertanian kopi, sebab hampir tiap kecamatan memiliki kopi khas masing-masing. Namun karena masih kurangnya pengetahuan petani untuk menghasilkan kopi yang baik, sehingga kualitasnya masih perlu ditingkatkan,” katanya.
Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Rektor UMP didampingi, Wakil Rektor III, Dekan fakultas Ekonomi, dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMP. Sementara itu dari jajaran Pemkab Purbalingga, Bupati didampingi oleh Sekda, para Asisten Sekda, para Staf Ahli Bupati dan Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda).(Gn/Humas)