PURBALINGGA_UPTD Puskesmas Mrebet mengadakan lomba membuat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pencegahan Stunting Bahan Baku Daun Kelor. Lomba dibarengkan dengan kegiatan Refreshing Kader Kesehatan se Kecamatan Mrebet, berlangsung di gedung serba guna Singayuda desa Onje, Selasa (3/3).
Kepala UPTD Puskesmas Mrebet Mujiman mengatakan, salah satu bentuk usaha yang terpenting dalam pencegahan stunting adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi anak. Dengan mencukupi kebutuhan nutrisi anak, maka akan memperkecil risiko munculnya penyakit yang tidak diinginkan, termasuk stunting. Bentuk pemenuhan nutrisi untuk anak bisa diperoleh dari bahan makanan yang mudah ditemukan, salah satunya daun kelor.
“Kami mengkampanyekan masakan berbahan daun kelor. Pasalnya daun kelor memiliki protein dan gizi yang cukup tinggi, sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi tumbuh kembang anak, termasuk bagi ibu hamil. Pada satu gram daun kelor menghasilkan tujuh kali vitamin C seperti jeruk, empat kali kalsium pada susu, empat kali vitamin A pada wortel, dan tiga kali potasium pada pisang. Daun kelor juga kaya serat mineral dan zat besi. Selain itu, kandungan nutrisi lainnya seperti vitamin, kalsium, dan mineral juga membantu penyerapan nutrisi melalui pencernaan. Kadar serat yang tinggi dari daun kelor akan sangat membantu melancarkan pencernaan.” jelasnya.
Salah satu peserta lomba dari kader kesehatan Desa Mangunegara Devi Ranitania mengatakan, timnya memamerkan produk PMT berbahan kelor, mulai dari nasi hijau dari daun kelor, sayur bening daun kelor, termasuk nugget dari daun kelor. Semua makanan yang dibuat non-MSG, jadi aman bagi kesehatan ibu hamil dan balita.
Hasil lomba pembuatan PMT Pencegahan Stunting Bahan Daun Kelor, untuk Juara I diraih oleh kader Mangunegara, juara II Kradenan dan juara III Onje.
Sementara Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi usai senam bareng kader kesehatan sewilayah UPTD Puskesmas Mrebet memberikan apresiasi yang tinggi. Pasalnya lomba berbahan daun kelor ini tidak memerlukan biaya yang tinggi, karena memanfaatkan tanaman yang banyak tumbuh di pekarangan.
“Saya titip lagi masalah stunting, kemudian masalah gizi buruk tadi ada ibu-ibu hamil. Jangan lupa pemberian ASI esklusif dibawah dua tahun itu penting. Karena dengan memberikan ASI sampai usia dua tahun, ada survei membuktikan anak-anak tersebut akan mampu tumbuh kembang dengan baik, dan tahan terhadap berbagai penyakit,” ujar bupati yang akrab dipanggil Tiwi.
Dikatakan Tiwi, kader kesehatan merupakan pahlawan di bidang kesehatan. Karena kader kesehatan merupakan ujung tombak terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Purbalingga.(u/humpro).