sidak peternakan web

PURBALINGGA, HUMAS – Wakil Bupati Purbalingga Drs. H Sukento Ridho Marhaendrianto, MM, Rabu (11/1/2012) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah perusahaan peternakan. Sidak dilakukan untuk mengetahui sistem pengelolaan limbah peternakan yang dilakukan oleh perusahaan peternakan. Wabup yang didampingi Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Drs Ichda Masrianto, M.kes dan Kasubag Analisis dan Kemitraan Media Bagian Humas Setda Ir Prayitno, M.Si melakukan kunjungan ke peternakan ayam dan sapi potong di Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan. Wabup juga mengunjungi peternakan babi di Desa Purbayasa, Kecamatan Padamara.

Kunjungan pertama dilakukan terhadap peternakan ayam milik Haji Mahmud di Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan. Di peternakan yang memelihara sekitar 200 ribu ayam petelur, limbah kotoran ayam langsung dibawa pedagang untuk pupuk tanaman sayuran di kawasan Dieng Wonosobo serta Pratin Kutabawa Purbalingga. “Setiap hari, setidaknya ada seratus kantong kotoran ayam yang diambil oleh pedagang pupuk. Kami tidak sampai menyimpan kotoran ayam menumpuk,” kata Mahmud.

Mahmud yang juga mengelola peternakan sapi potong jenis Peranakan Ongole dan Limosusin sebanyak 97 ekor mengungkapkan, untuk limbah kotoran sapi sementara ditampung di kebun sekitar kandang. Namun tidak sampai mencemari lingkungan sekitar. “Kami tengah menyelesaikan pembuatan tangki air pelengkap biogas, jika sudah selesai, maka limbah kotoran sapi akan sangat bermanfaat untuk gas,” kata Mahmud.

Mahmud menyampaikan terima kasih atas bimbingan dari Dinas Peternakan dan Kantor Lingkungan Hidup Purbalingga yang telah memfasilitasi pembuatan sumur biogas. “Kalau bisa, kami juga didampingi dalam pemanfaatan biogas selanjutnya, sehingga dapat lebih bermanfaat,” harap Mahmud.

Usai dari peternakan ayam dan sapi milik Mahmud, Wabup melakukan sidak ke peternakan babi di Desa Purbayasa, Kecamatan Padamara. Wabup diterima oleh pengelola peternakan babi, Leo. Di lokasi peternakan yang sudah puluhan tahun berdiri itu, dari kapasitas kandang untuk 2.000 ekor, kini hanya dipelihara 301 ekor. Hasil panen babi rata-rata dikirim ke rumah potong hewan di Mersi Purwokerto.

Leo menjelaskan, limbah kotoran babi berupa limbah padat dan cair ditampung di bak-bak penampungan serta bak peresapan. Limbah tersebut akhirnya padat dan tidak dibuang ke sungai. Di kolam resapan juga dipelihara ikan sebagai indikator pencemaran limbah. Ikan tersebut hidup dengan baik, tanda limbah tidak mengandung racun.

Wabup Sukento mengatakan, soal adanya limbah yang dihasilkan oleh sejumlah pabrik memang telah dilaporkan kepada Pemkab. Namun Wabup sedikit menyayangkan karena pelapor tidak melihat langsung terlebih dahulu soal pengelolaan limbah yang dilaporkan itu. ”Saya berharap, masyarakat berpikir obyektif dan tidak tendensius dalam menyikapinya. Jika memang ada hal-hal yang merugikan, coba dipastikan dulu. Lalu mari kita cari jalan keluarnya bersama-sama,” kata Wabup Sukento.

Sebelumnya, pekan lalu Wabup juga melakukan sidak ke pabrik pengolahan minyak goreng PT. Dua Naga Kedung Menjangan, perusahaan rambut palsu PT Indokores Sahabat dan pabrik mie sohun CV Gunung Sewu desa Beji Kecamatan Bojongsari. Wabup menyatakan pada umumnya perusahaan tersebut telah melakukan upaya pengolahan limbah seperti di persyaratkan. Bahkan di PT Dua Naga, sebetulnya tidak menghasilkan limbah cair. Limbah yang dihasilkan, hanyalah limbah padat berupa “Blotong” yakni limbah padat dari batu gamping untuk menyerap warna yang digunakan dalam proses penjernihan. Limbah ini, dapat di gunakan sebagai bahan urugan tanah. Sedangkan limbah domestik yang dihasilkan hanyalah air lingkungan yang dimungkinkan tercemar minyak. Limbah air lingkungan itu ditampung dalam bak penampungan air limbah dan dialirkan ke saluran pembuangan setelah melalui proses penyaringan.

Sementara itu Kepala KLH Drs Ichda Masrianto M.Kes menuturkan, pihaknya berkomitmen terus mengupayakan adanya pengolahan limbah cair pada perusahaan di Purbalingga baik perusahaan besar maupun UMKM. Selam ini, lanjut Ichda, KLH Purbalingga telah menindaklanjuti pengaduan masyarakat mengenai dampak gangguan beberapa usaha  melalui upaya musyawarah dengan pihak-pihak terkait.

“Kita juga menjawab pengaduan mereka dengan karya nyata berupa pembangunan infrastruktur instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada UMKM. Termasuk mendorong perusahaan besar untuk memiliki pengolahan limbah bersama,” ujar Ichda.

Sejumlah upaya telah dilakukan, antara lain pembangunan biogas di Kelurahan Kalikabong dan Desa Kajongan untuk 20 KK,  pembangunan IPAL didesa Selanegara untuk mengatasi pencemaran limbah perusahaan tahu yang mencemari desa tetangga Kaligondang dan dapat menampung 8 perusahaan, IPAL kios pemotongan ayam pasar Segamas dapat menampung limbah cair 14 pedagang/kios, kemudian IPAL perusahaan krupuk di Desa Senon dapat menampung 20 pengusaha krupuk.

“Pos pengaduan lingkungan hidup yang kita bentuk sudah banyak digunakan warga. Silahkan, masyarakat dapat mengadu melalui surat langsung di kotak pengaduan maupun melalui email: klh@purbalinggakab.co.id atau web www.klh.www.purbalinggakab.go.id,” tandas Ichda. (Humas/y)