Purbalingga_Meskipun saat ini kasus angka stunting di Kabupaten Purbalingga sudah turun hingga mencapai 15,7%. Namun memerlukan upaya penurunan kembali sebesar 1,7% agar dapat mencapai target nasional di tahun 2024 yakni berada pada angka 14%.
“Salah satu terobosan dalam penurunan stunting yakni melalui pendekatan pendampingan keluarga secara berkesinambungan mulai dari calon pengantin, ibu hamil, paska persalinan, hingga treatment perawatan balita maupun baduta” kata Wakil Bupati Purbalingga H Sudono ST MT saat membuka acara Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut Kasus Stunting di Kaupaten Purbalingga yang digelar di Hotel Grand Braling, Kamis (17/11).
Dengan pendampingan melekat diharapkan semua factor resiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini dan dilakukan upaya untuk meminimalisir factor resiko tersebut. Praktek penurunan stunting di tiap wilayah juga menemui beragam dinamika dan problematika yang unik, khas, dan kasuistik.
“Karena khas unik dan kasuistik, maka perlakuannya atau treatmentnya juga berbeda, harus ada intervensi aksi yang lebih detail, spesifik dan inten.” Katanya.
Dituturkan, kegiatan Audit Kasus Stunting (AKS) 1 (satu) di Kabupaten Purbalingga sudah dilaksanakan di desa Karangaren pada bulan Juli 2022 dan telah didiseminasikan pada 6 Oktober 2022. Sementara kegiatan AKS 2 sedang tahap identifikasi dan seleksi kasus serta proses pengumpulan data.
“Saya berharap melalui kegiatan ini benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi dan rencana tindak lanjut audit kasus stunting. Silakan diungkapkan mulai dari jumlah kasus, penyebab, dan kendala untuk dirumuskan bersama para pakar/konsultan. Agar nantinya ada solusi.”ujarnya.
Kepala DinsosdaldukKBP3A Eni Sosiatman selaku ketua Audit Kasus Stunting (AKS) menjelaskan, Kabupaten Purbalingga menjadi lokus penanganan stunting dari tahun 2018 (desa lokus 10 desa), tahun 2020 diperluas menjadi 30 desa dan tahun 2021 diperluas lagi menjadi 40 desa.
“Pada tahun 2022 ditetapkan 57 desa lokus penangannan stunting yang akan ditetapkan menjadi lokus penangannan stunting di tahun 2023. Desa Karangaren Kutasari diantaranya dengan angka stunting 14,03% yang semula 19%.”paparnya.
Usai pembukaan oleh Wabup Sudono, peserta yang terdiri dari para kepala Puskesmas, PLKB dari 18 kecamatan, Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) dan tim AKS berdiskusi guna menetapkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Dalam diskusi menghadirkan narasumber/pakar Doris Day, SKM., M.Kes., dan dr. Adrian Budi Kusuma, MKes., Sp.A., dan narasumber Rencana Tindak Lanjut (RTL), Bambang Sucipto, SKM.(umg_humaspurbalingga).