PURBALINGGA – Wakil Bupati Purbalingga Sudono meninjau sejumlah lokasi intervensi penanganan kemiskinan ekstrem dalam rangkaian acara Bupati Tilik Desa di Desa Wirasaba Kecamatan Bukateja, Kamis (16/11/2023).

Titik pertama, Wabup Sudono menilik pembangunan irigasi tersier yang dibangun menggunakan lokasi Dana Desa sebesar Rp 107.110.000. Wabup menyerahkan bantuan hand sprayer kepada kelompok tani Mardi Tani dan Ngudi Kawruh.

“Selamat atas pembangunan irigasi tersier ini, semoga bisa meningkatkan produktivitas petani Wirasaba. Ketahanan pangan akan terkendali, petani kian sejahtera dan makmur, ” kata Wabup Sudono.

Titik kedua, Wabup Sudono menilik pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) sekaligus menyerahkan bantuan jamban sehat ke warga Wirasaba yang diharapkan dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan ekstrem.

Wabup Sudono yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting ini menyebut jika penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem beririsan. Berbagai penanganan stunting seperti pemberian intervensi gizi akan memberikan pengaruh besar dalam penanganan kemiskinan ekstrem.

Untuk itu, Wabup yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga Rusminem Sudono menyempatkan untuk melihat sederet menu sehat makanan tambahan bagi balita saat “tilik” pelayanan Posyandu Mardi Luhur Desa Wirasaba.

Kepala Desa Wirasaba Riyadi melaporkan sejumlah PR penanganan kemiskinan ekstrem yang ada di wilayahnya. Dari hasil pendataan per November 2023, ada sebanyak 14 rumah dalam status tidak layak huni. Riyadi menyebut, pihaknya mendapatkan bantuan pembangunan satu RTLH dari Baznas, sehingga masih tersisa 13 rumah warga yang tidak layak huni.

“InsyaAllah di tahun 2024, dari pemerintah desa akan dialokasikan dari dana desa untuk menyelesaikan pembangunan RLTH sebanyak 10 rumah. Sehingga masih tersisa 3 rumah warga,” terang Riyadi.

Untuk jambanisasi, terdata ada sebanyak 17 rumah yang belum memiliki jamban sehat, 19 rumah belum teraliri listrik, dan 17 rumah belum memiliki akses air bersih, ada sebanyak 77 anak berstatus tidak bekerja (pengangguran).

Terkait penanganan risiko stunting, Riyani menuturkan pihaknya bekerjasama dengan kader kesehatan dan Puskesmas melakukan program ‘door to door’ ke rumah warga memastikan penanganan balita stunting. Hasilnya, angka stunting di Wirasaba turun drastis, dari 14 kasus menjadi nol kasus. (tha/prokompim)