PURBALINGGA INFO – Warga Desa Galuh RT 12 RW 6, Kecamatan Bojongsari Purbalingga, Anter Basuki, memproduksi kompor berbahan bakar oli bekas dan minyak jelantah. Inovasi ini menawarkan solusi bahan bakar alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah oli yang selama ini sering mencemari lingkungan.

Anter mengungkapkan bahwa kompor produksinya mampu menghasilkan panas yang stabil dan dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri kecil. Kompor ini juga diklaim lebih hemat dibandingkan kompor gas karena hanya memerlukan sekitar satu liter oli bekas untuk pemakaian selama lima jam non-stop.

“Rasa masakan juga tidak ada bau oli ataupun bau asap, seperti masakan pada umumnya,” ujar Anter saat ditemui di rumahnya yang juga menjadi tempat produksi kompor, Selasa (11/2/25)

Meski baru dua bulan diproduksi, kompor berbahan bakar oli bekas ini mendapat respons positif dari masyarakat. Hingga saat ini, lebih dari 100 unit telah terjual, dengan mayoritas pembelinya berasal dari kalangan pelaku UMKM dan rumah tangga. Harga jualnya pun cukup terjangkau, yakni Rp450 ribu per unit.

“Kami memasarkan kompor ini secara online melalui Facebook dan marketplace. Antusiasmenya luar biasa, bahkan ada yang memesan hingga ke Sulawesi,” jelasnya.

Setiap harinya, Anter mampu memproduksi sekitar tujuh unit kompor. Ia berharap ke depannya bisa meningkatkan kapasitas produksi agar lebih banyak masyarakat yang bisa memanfaatkan kompor ini.

Anter yakin bahwa kompor buatannya aman dan tidak akan meledak, selain itu apinya berwarna biru dan tidak berasap. Ia berharap adanya dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal pengadaan alat produksi.

“Insha Allah, karena apinya sudah biru dan tidak berasap, kompor ini ramah lingkungan. Saya berharap pemerintah bisa membantu dalam pengadaan alat produksi,” harapnya.

Perangkat Desa Galuh, Sugiono, mengapresiasi inovasi ini dan berharap dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Ia juga menyampaikan bahwa pihak desa siap memberikan dukungan agar teknologi ini bisa diterapkan dengan aman dan efektif. Ia juga sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar bisa memberikan pendampingan.

“Kami melihat ini sebagai peluang besar bagi masyarakat. Jika teknologi ini bisa diterapkan dengan baik, akan sangat membantu perekonomian warga serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar LPG,” ujarnya. (dhs/Kominfo)