PURBALINGGA, INFO- Suasana mencekam menghinggapi warga Desa Serang Kecamatan Karangreja. Di tengah suasana mendung yang menyelimuti, warga Desa Serang menyiapkan segala logistic untuk melakukan peperangan di tempat yang telah disepakati. Seluruh warga bersiap membentuk formasi perang yang kemudian diikuti dengan lemparan-lemparan dari kedua sisi kubu.
Suasana tersebut gambaran dari suasana perang tomat yang diadakan panitia FGS (Festival Gunung Slamet) Desa Serang Kecamatan Karangreja, Minggu (29/9/2019) di lembah Asri Desa Serang. Perang tomat tersebut merupakan rangkaian dari penyelenggaraan FGS 2019 atau yang kelima dan menjadi penutup FGS 2019 pada hari ketiganya.
Perang tomat tersebut diikuti enam RW di Desa Serang ditambah Banser NU yang juga berpartisipasi dalam acara tersebut. Ada dua pemenang yang dinobatkan sebagai juara pertama dan juara kedua pada event itu yang dinilai dari beberapa aspek seperti jumlah peserta, kepatuhan terhadap aturan, kekompakan dan elemen lain. Pemenang pertama diraih oleh RW 3 dengan mengumpulkan total skor sebanyak 2182 dan juara kedua diraih oleh RW dengan mengumpulkan total skor 2030.
Hadir mewakili Bupati Purbalingga, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga Agus Winarno yang menjelaskan filosofi perang tomat tersebut. Perang tomat tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan dan melestarikan mengenai asal usul Desa Serang yang saat dahulu perang memekikan kata ‘Serang! Serang’ sehingga nama Serang ada hingga sekarang.
“Perang tomat mengandung filosofi pada asal usul terbentuknya Desa Serang di masa lalu,” kata Agus.
Kepala Desa Serang, Sugito yang ditemui seusai acara menjelaskan, sebanyak dua ton tomat disediakan untuk gelaran itu. Dia memastikan dan meyakinkan acara tersebut bukanlah untuk sesuatu yang mubadzir karena tomat yang digunakan adalah tomat yang sudah tidak layak untuk konsumsi sehingga daripada dibuang percuma tomat-tomat yang menjelang busuk tersebut dimanfaatkan untuk event FGS.
“Dua ton tomat itu sudah tidak bisa dikonsumsi sehingga kami manfaatkan untuk acara ini. Jadi menurut kami itu bukanlah suatu yang mubadzir,” pungkasnya. (KP-4).