PURBALINGGA, HUMAS – Sekitar 28 wartawan media cetak dan elektronik liputan wilayah Purbalingga, Sabtu (2/6) menggelar safari jurnalistik. Lokasi kunjungan kali ini meliputi home industri sepatu, perajin wayang suket, dan wahana wisata baru Minitrain di kompleks Sanggarluri Park Owabong.
Kasubag Analisis dan Kemitraan Media Bagian Humas Setda Ir Prayitno, M.Si mengatakan, safari jurnalistik akan rutin dilakukan dengan obyek liputan yang berbeda. ”Obyek liputan sengaja kami pilih yang belum pernah diekspos media dan ada nuansa unik,” kata Prayitno.
Lokasi kunjungan kali ini, jelas Prayitno, mulai dari home industri sepatu kulit di Desa Bukateja, Kecaatan Bukateja. Kemudian perajin wayang suket Kasuran Badriyanto di Dukuh Kemangunan, Desa Wlahar, Kecamatan Rembang. ”Wayang suket ini sangat unik, dan ternyata banyak diburu pecinta seni dari Belanda, Perancis dan Jepang. Sedang Badriyanto sendiri, merupakan salah seorang dari lima cucu almarhum Eyang Kasan Wikrama Putut (Eyang Gepuk) yang menekuni pembuatan wayang suket pada era tahun 1990-an,” jelasnya.
Setelah melihat dua obyek wsata itu, wartawan akan mengikuti re-launching wahana baru minitrain di kompleks Sanggar Luru Ilmu (Sanggaluri Park) yang dikelola Perusahaan Daerah Owabong di Desa Kutasari. ”Setiap tahun, Owabong paling tidak menambah dua wahana baru, jadi obyek liputan di Owabong tidak akan pernah habis,” katanya.
Rombongan wartawan selanjutnya dijadwalkan akan beramah tamah dengan Bupati Heru Sudjatmoko dan wakil Bupati Sukento Ridho Marhaendrianto di Andrawina Convention Centre di kompleks Owabong Cottage. ”Kegiatan safari jurnalistik ini dimaksudkan untuk menjalin komunikasi yang abik antar sesama wartawan, antara pers dengan Pemkab dan sekaligus mempromosikan potensi usaha mikro kecil maupun potensi wisata di Purbalingga,” tambah Prayitno.
Salah seorang wartawan Purbalingga Arief Nugroho menyatakan sangat mendukung kegiatan ini dan akan engikutinya. ”Lokasi yang dipilih sangat unik, sehingga memiliki nilai berita yang bagus. Bila yang dituju lokasi yang sudah sering diberitakan, akan tidak menambah khasanah tulisan tentang Purbalingga,” ujarnya. (Humas/y)