PURBALINGGA INFO- Efek stunting atau gagal tumbuh bisa berantai hingga ke perlambatan laju ekonomi. Hal tersebut disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda, R. Imam Wahyudi saat menyampaikan sambutan pada acara Gerak Stunting Tingkat Kabupaten eks-Karesidenan Banyumas yang diselenggarakan perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Senin (18/7/2022) di Braling Hotel Purbalingga.
Imam mengatakan, gagal tumbuh atau stunting yang dialami balita bisa berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di kemudian hari. Menurutnya, stunting bisa menimbulkan dampak sistemik yang tidak sederhana seperti perlambatan laju pertumbuhan ekonomi negara karena kualitas SDM dari orang yang stunting rendah.
” Dampak stunting tidak sederhana yaitu bisa menyebabkan perlambatan laju ekonomi pada suatu bangsa karena beberapa hal,” katanya.
Dia mencontohkan tingkat kecerdasan anak stunting yang akan kalah dengan yang tidak stunting sehingga mempengaruhi angka kemiskinan. Capaian ilmu pengetahuan dan teknologi dari anak stunting akan kalah sehingga perlu dilakukan intervensi mendalam dari berbagai pihak.
“Ilmu pengetahuan dan teknologi tentu akan kalah jika stunting juga tinggi sehingga perlu intervensi dari berbagai pihak,” ujarnya.
Kepala perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Widwiono menuturkan bahwa Gubernur Jawa Tengah mentargetkan penurunan stunting 14 persen di tahun 2023 sebelum target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yaitu di tahun 2024. Dia juga mengapresiasi Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi yang mempunyai komitmen tinggi untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Purbalingga.
“Saya sangat mengapresiasi Bupati Purbalingga yang punya komitmen tinggi untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Purbalingga dengan aksi-aksi yang telah dilakukan,” pungkasnya. (LL/Kominfo).