PURBALINGGA – Tampilan baru daya tarik wisata Golaga (Goa Lawa Purbalingga) membuat banyak wisatawan berdecak kagum. Atraksi warna-warni lampu di dalam perut bumi itupun menjadi tontonan menarik wisatawan. Hampir sebagian besar wisatawan itu melakukan foto selfi dengan latar belakang bebatuan goa yang terbentuk dari lava itu yang berwarna warni.
Salah satu pengunjung dari Jakarta, Sulistyorini (45) mengungkapkan, ia bersama keluarga yang mudik ke Batang mengaku menyempatkan untuk datang ke Goa Lawa. Ia mengaku melihat promosi Golaga yang tampil beda dan menarik itu di media internet dan beberapa media cetak dan online nasional. “Saya sebenarnya sudah pernah datang ge Goa Lawa, tapi dengan promosi yang gencar, saya tertarik kembali untuk datang ke Golaga. Ternyata, betul adanya, tampilannya sangat menarik seperti goa di negeri China,” ujar Sulistyorini.
Rini, panggilan Sulistyorini, juga kagum dengan adanya cafe di dalam goa. “Ini cafe yang pertama di dalam goa yang pernah saya jumpai. Sajian minumannya lumayan, dan harganya sangat wajar. “Enak sekali bisa menikmati minuman hangat di dalam goa, kami salut dengan upaya Pemkab Purbalingga yang membenahi daya tarik wisatanya,” kata Rini.
Pengunjung lainnya, Chandra Dewi (38) mengatakan, suasana Golaga saat ini sangat bagus. Wisatawan bisa dengan tenang menikmati suasana udara yang sejuk, dan juga tidak ada pedagang yang menganggu. “Saya senang bisa berkunjung ke Golaga, tidak ada musik dangdut yang terkesan membuat suasana berisik. Wisatawan bisa dengan tenang menikmati suasana alam sembari bercengkerama dengan keluarga. Enjoy pokoknya,” ujar wisatawan dari Bekasi ini.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, jumlah pengunjung ke Golaga pada Sabtu (16/6) ini mencapai hampir 6.000 orang. “Naiknya jumlah pengunjung ini tidak terlepas dari tampilan baru Golaga, dan promosi yang gencar baik melalui rekan-rekan media baik cetak, televisi, dan internet serta juga wisatawan sendiri yang memviralkan sendiri kedatangannya ke Golaga,” kata Prayitno.
Kenaikan jumlah pengunjung ini juga tidak terlepas dari rasa penasaran wisatawan yang pernah berkunjung ke Golaga. “Bagi yang pernah datang ke Goa Lawa, tentu akan terkejut dengan perubahan. Selain pembenahan pencahayaan di dalam goa, juga pembenahan dengan merapikan di luar goa, pintu masuk ke goa juga diubah. Ada nuansa zaman kerajaan Majapahit dari penataan pintu menurun untuk masuk ke dalam goa. “Di dalam goa, kami menyajikan pesona warna bebatuan goa, pesona budaya, pesona koloni kelelawar, ruang pertemuan di dalam goa yang luas dan mampu menampung 500 orang, serta cafe di dalam goa,” jelas Prayitno.
Pesona warna-warni didalam goa juga menjadi daya tarik wisatawan. Ada warna merah, biru, hijau, ungu dan lainnya yang bergantian dengan lama waktu yang telah disetting. “Dulunya, lampu lorong goa itu gelap dan hanya lampu penerangan biasa, serta jalannya licin dan sempit. Kini jalan didalam goa sudah dibuat lebar, jembatan yang semula dilewati harus menunduk, kini sudah diturunkan, lebarnya juga lumayan lebih besar. Jalanan di dalam goa tidak licin, karena ditaburi pasir gunung.
“pembenahan Golaga memang belum sepenuhnya selesai. Namun, dengan tiket masuk hanya Rp 15 ribu per pengunjung, paling tidak tidak bisa dinikmati berbagai sudut goa dengan keindahan bebatuan yang bertabur sorot lampu. Spot selfi juga semakin banyak, baik di dalam goa maupun di luar goa,” kata Prayitno. (y)