PURBALINGGA, HUMAS Wakil Bupati Purbalingga Drs H Sukento Rido Marhaendrianto MM meminta petani tebu di Purbalingga mampu meningkatkan luas areal lahan tebu yang dikelola. Selain itu juga meningkatkan kualitas hasil panen, minimal memiliki rendemen atara 8 persen.
Haltersebut disampaikan Wakil Bupati menanggapi keinginan petani tebu agar rencana pendirian pabrik gula di Purbalingga dapat direalisasikan.
“Sementara ini, kelola dulu lahan yang ada dengan baik. Dan terus berusaha meningkatkan luas areal kebun tebu hingga minimal 12.000 hektar. Kalau sudah mampu 12.000 hektar, saya sendiri yang akan mengusahakan investor untuk mendirikan pabrik gul;a di Purbalingga,” ungkap Wakil Bupati Sukento saat membuka kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Pelatihan Penangkar Benih Perkebunan di Kantor Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Sehati desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, Jumat (22/3).
Pelatihan Penangkar Benih Perkebunan diikuti 80 petani tebu, dari KPTR Sehati sebanyak 40 peserta dan KPTR Mulia 40 peserta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dintanbunhut) Purbalingga.
Dikatakan Wabup, saat ini di Purbalingga baru memiliki areal lahan tebu 1.620 hektar. Padahal untuk mensuplai pabrik gula seperti yang pernah diwacanakan dibangun di wilayah Kemangkon, membutuhkan minimal 11.000 hektar dengan rendemen tebu antara 8 persen. Sementara rendemen tebu kita baru mencapai 7 persen. Sehingga potensi lahan tebu Purbalingga yang ada tidak akan cukup.
“Untuk membangun sebuah pabrik gula, juga dibutuhkan investasi yang tinggi minimal Rp 800 miliar. Kalau potensi lahanya tidak mencukupi, maka pabrik akan merugi bahkan bisa gulung tikar sebelum giling,” tandasnya.
Kepala Dintanbunhut Ir Lily Purwati menuturkan, perkembangan areal tanaman tebu di Purbalingga berkembang dengan pesat. Pada 2003 kebun tebu baru mencapai 40 hektar, namun sekarang sudah 1.620 hektar.
“Minat masyarakat Purbalingga untuk budidaya lahan tebu sangat besar utamanya untuk daerah-daerah lahan kering. Karenanya perlu didukung pembekalan teknis untuk meningkatkan keberhasilan usaha tani tebu di Purbalingga,” jelasnya.
Dicanangkannya Program Swa Sembada Gula oleh pemerintah pusat pada tahun 2014, memberi keuntungan bagi petani perkebunan di daerah. Kegiatan sektor perkebunan yang berasal dari pemerintah pusat melalui Dinas Perkebunan Provinsi Jateng untuk Purbalingga juga meningkat tiap tahunnya. “Tahun ini ada sedikitnya 10 program kegiatan yang dibiayai APBN Tugas Perbantuan yang disalurkan untuk Purbalingga,” katanya.
Lily Purwati merinci, kegiatan itu meliputi kegiatan dari Ditjen Perkebunan antara lain Peremajaan tanaman kelapa seluas 100 hektar untuk empat kecamatan (Bojongsari, Bobotsari, Mrebet dan Kutasari), Pengembangan tanaman nilam seluas 8 hektar (Kecamatan Rembang), Bongkar Ratoon 530 hektar di lima kecamatan (Kemangkon, Kejobong, Kaligondang, Pengadegan dan Mrebet), dan Bantuan 2 unit peralatan tebang tebu untuk Mrebet dan Pengadegan.
Kegiatan lainnya, lanjut Lily, berasal dari Ditjen PSP yakni Pembangunan jalan pertanian sepanjang 2 Km di Kecamatan Kejobong, Pengadegan dan Kaligondang, kemudian optimalisasi lahan seluas 150 hektar di lima kecamatan (Kaligondang, Mrebet, Kutasari, Karangreja dan Rembang), Perluasan areal tebu seluas 50 hektar (Kaligondang, Kejobong dan Mrebet), Pengembangan sumber air sebanyak 4 unit dan penguatan kelembagaan 1 paket.
“Dari Ditjen PPHP, Purbalingga juga menerim 1 paket fasilitasi agroindustri gula di Kecamatan Mrebet,” tandasnya.
Kegiatan ini, harap Lily, mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani perkebunan dalam hal budidaya tanaman, meningkatkan kemampuan petani penangkar benih dan memperkuat kelembagaan petani pengkar benih perkebunan. (Humas/Hr)